KBR, Bondowoso – Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tiga Kabupaten terdampak letusan Gunung Raung untuk memetakan kembali Kawasan Rawan Bencana (KRB). Hal ini disampaikan Kepala BNPB Samsul Ma’arif, saat memimpin Rapat Penguatan Kapasitas Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Erupsi Gunung Raung, di Kabupaten Bondowoso, Selasa (7/7/2015).
Dalam paparannya Samsul mengatakan akan lebih efektif jika memetakan KRB sesuai dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) terdampak daripada pemetaan menggunakan lokasi desa. Hal ini karena tidak semua desa yang berada di lereng raung berpotensi terdampak letusan gunung setinggi 3.332 mdpl tersebut.
“Tindak lanjut hasil pemantauan BNPB akan kita bahas ulang tentang pemetaan KRB yang sebelumnya berbasi desa tapi lebih berbasis KK. Karena ada satu desa yang hanya beberapa KK saja yang berada di lokasi terpapar,” kata Samsul Ma’arif.
Selain itu, BNPB juga terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) untuk melihat kawasan yang berpotensi terkena aliran serta lontaran lava pijar yang berasal dari kawah Gunung Raung. Hal ini karena berdasarkan laporan ada beberapa dusun di Bondowoso seperti Jampit dan Curahmacan yang terpapar abu vulkanik namun tidak masuk dalam kawasan terdampak.
“Yang namanya ancaman ada dua untuk Raung, ada aliran juga lontaran lava pijar. Itu juga tergantung pengaruh angin. Harus ada penanganan ke daerah yang belum masuk KRB. Tidak harus diungsikan, tapi lebih kepada penanganan pasca terpapar abu,” pungkasnya.
Dalam kunjungannya kali ini Kepala BNPB juga akan
berupaya untuk memperbaiki jalur evakuasi dengan menyampaikan ke Pemerintah Pusat,
mengingat sejumlah jalur evakuasi di tiga Kabupaten terdampak masih cukup
parah.
Editor: Malika