KBR, Kupang – Hasil tangkapan ikan di perairan Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin menipis. Salah satu penyebabnya, karena penggunaan alat tangkap yang merusak terumbu karang yang menjadi tempat berkembangbiaknya ikan.
Menurut Pusat Penelitan Perikanan dan Kelautan (P3K) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Pemerintah Kota Kupang harus membatasi alat tangkap para nelayan.
Kepala P3K Undana Kupang, Fony J Risamasu mengatakan, ini dilakukan untuk mengurangi eksploitasi penangkapan ikan yang merusak ekosistem laut.
"Harus diatur mana wilayah penangkapan dan berapa jumlah alat tangkap yang harus dioperasikan itu kita harus hitung sesuai dengan daya dukung. Kalau misalnya kita berikan izin saja tanpa ada pengawasan dan pengetatan terhadap operasi penangkapan ikan, suatu saat produksi ikan akan terus menurun," kata Fony J Risamasu, Kepala P3K Undana Kupang, di Kupang Kamis (31/7).
Situasi itu, kata dia, juga akan membuat perairan Kupang ditinggalkan nelayan karena menipisnya jumlah ikan di perairan itu. Fony menambahkan, kini para nelayan di Kota Kupang makin sulit mencari ikan di perairan Kota Kupang. Sebagian besar ikan yang dijual di pasar-pasar tradisional Kota Kupang, didatangkan dari perairan Rote, Sabu, bahkan sampai ke perairan Flores Timur.
Editor: Anto Sidharta
Tangkapan Nelayan di Perairan Kupang Semakin Menipis
Hasil tangkapan ikan di perairan Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin menipis. Salah satu penyebabnya, karena penggunaan alat tangkap yang merusak terumbu karang yang menjadi tempat berkembangbiaknya ikan.

NUSANTARA
Kamis, 31 Jul 2014 13:45 WIB


Tangkapan Nelayan, Perairan Kupang
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai