Bagikan:

Sekat Parit di Sungai, Tangkal El Nino di Musi Banyuasin

Dengan menyekat parit, menahan air di dalam gambut.

NUSANTARA

Rabu, 23 Jul 2014 16:09 WIB

Sekat Parit di Sungai, Tangkal El Nino di Musi Banyuasin

Gambut, Mongabay

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan kalau fenomena El Nino akan mempengaruhi wilayah timur Indonesia mulai bulan depan. Dengan kedatangan El Nino, suhu air akan meningkat dan ini menimbulkan sejumlah dampak seperti kekeringan yang makin lama dan parah di timur Indonesia. 


Guna berjaga-jaga, maka warga di Kepayang, Kecamatan Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mulai beraksi. Mereka menyekat kanal atau parit di Sungai Kepayang dan Sungai Nuaran. Sekat dipasang di lahan gambut sehingga bisa menahan air di dalam gambut tersebut. 


“Kerusakan tata air di lahan gambut seringkali ditimbulkan oleh kegiatan manusia yang tidak terkendali seperti menebang hutan, membakar ladang dan lainnya,” kata Prasetyo Widodo, koordinator penyekatan parit dari Wahana Bumi Hijau (WBH) awal Juli lalu. 


Kanal di lahan gambut, tanpa mempertahankan batas tertentu ketinggian air di parit. Keadaan ini menyebabkan kandungan air gambut menyusut, lahan kering dan mudah terbakar. Dengan menyekat parit, maka air gambut bisa tertahan hingga di sekitar parit tetap basah dan sulit terbakar. Warga juga menanam jelutung di lokasi penyekatan.


Sungai Merang dan Sungai Kepayang adalah sungai utama yang mengalir lewat kawasan hutan rawa gambut di sini. Muaranya ada di Semenanjung Banyuasin. Sejumlah sungai di pesisir Taman Nasional Sembilang (TNS) berhulu pada hutan rawa gambut Merang-Kepayang.


Ketebalan gambut di sini bervariasi, mulai dari kurang dari satu meter hingga tujuh meter. Dari 271 ribu hektar luas areal tersebut, sekitar 210 ribu hektar adalah lahan gambut. Ancaman yang mengintai nasib gambut di sini adalah penebangan liar serta kebakaran. Salah satu warga Desa Kepayang, Robert mengatakan kalau kebakaran adalah momok yang mengerikan bagi warga. Dan kebakaran di lahan gambut sulit ditangani mengingat api menjalar dari dalam tanah. “Pemadaman titik api di permukaan tanah belum berarti menghentikan kebakaran. Api menjalar di bawah tanah bisa muncul di mana saja.”


Tapi mencegah kebakaran tak bisa hanya dengan menutup kanal. Yang paling penting adalah meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk menjaga kawasan, dengan integrasi yang baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Jika ini tidak dilakukan, maka hutan gambut akan rusak parah, dan kekayaan flora fauna terancam punah. 


Tulisan ini hasil kerjasama Mongabay-Green Radio. 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending