Bagikan:

Satu Keluarga asal Surakarta Jadi Korban Tewas MH 17

Rumah Awang Nuryanto di Sriwedari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, dipenuhi para jurnalis dan warga sekitar, Jumat siang (18/7). Awang terus memantau perkembangan berita televisi soal maskapai Malaysia Airlines MH-17 yang jatuh akibat ditembak rudal di perba

NUSANTARA

Jumat, 18 Jul 2014 18:21 WIB

Satu Keluarga asal Surakarta Jadi Korban Tewas MH 17

Satu Keluarga asal Surakarta, MH 17

KBR, Surakarta - Rumah Awang Nuryanto di Sriwedari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, dipenuhi para jurnalis dan warga sekitar, Jumat siang (18/7). Awang terus memantau perkembangan berita televisi soal maskapai Malaysia Airlines MH-17 yang jatuh akibat ditembak rudal di perbatasan Ukraina-Rusia, Kamis sore (17/7).

Telepon genggamnya tak henti berdering mendapat ucapan belasungkawa dari keluarga besar dan sahabatnya. Berurai air mata, sesekali Awang memandangi foto bergambar kakak iparnya, Yuli Hastini, yang ikut menjadi korban tewas pesawat tersebut.

Awang mengenang, keluarga Yuli, termasuk dua keponakannya tinggal di Belanda lebih dari enam tahun lalu.

“Yang kakak ipar saya, Yuli Hastini, suaminya John Paulissen warga negara Belanda, dan kedua anak mereka, keponakan kami, Arjuna Martin Paulissen dan Srikandi Paulissen. Mbak Yuli dan keluarganya tinggal di Belanda, kerja di sana, dan sudah 6 tahun di Belanda. Mereka mau pulang ke Indonesia karena ingin berlebaran di sini,” ujar Awang Nuryanto di rumahnya.

Awang Nuryanto juga bercerita, Yuli rencananya akan berziarah ke makam ibunya.

“Kan 8 bulan lalu Ibu Mbak Yuli ini meninggal, Mbak Yuli dan Mas John belum sempat datang ke sini saat itu. Lha ini malah terjadi peristiwa ini, ya kami berharap ada tanggung jawab dari maskapai dan pemerintah,” jelas Awang. 

Ia juga mengaku, awalnya tidak yakin jika kakak ipar dan keluarganya termasuk dalam korban pesawat itu.

“Kami masih sangsi dan ragu, kemudian kerabat kami di Jakarta coba menghubungi Malaysia Airlines dan ternyata di manifest pesawat MH 17 ada nama mbak Yuli Hastini dan keluarganya,” tambah Awang.

Awang kini masih menunggu informasi resmi pemerintah Indonesia terkait peristiwa tersebut.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending