Ridwan Kamil: Mudik, Ritual yang Mematikan

KBR, Bandung – Tradisi mudik Lebaran masyarakat Indonesia dianggap Wali Kota Bandung, Jawa Barat, Ridwan Kamil sebagai ritual yang paling mematikan. Alasannya, selama arus mudik tahun 2013 lalu di seluruh Indonesia tercatat ada 600 orang yang tewas akibat kecelakaan lalu lintas.

Namun, Ridwan Kamil hanya bisa berharap agar angka kecelakaan mudik Lebaran tahun ini bisa berkurang dibanding tahun lalu.

"Saya mengimbau warga Kota Bandung agar berhati-hati, tertib lalu lintas apalagi yang bawa motor ya punya dampak lebih bahaya dalam perjalanani," ujar Ridwan saat meninjau suasana arus mudik di Terminal Cicaheum, Bandung (23/7).

Ridwan menegaskan, yang terpenting dalam perjalanan mudik harus menggunakan angkutan yang laik jalan, baik angkutan umum mau pun pribadi.

Sementara, terkait jumlah pemudik yang melalui Terminal Cicaheum dan Leuwipanjang, Ridwan Kamil mengaku belum tahu.

Petugas Medis untuk Pemudik

Sementara, di Bandung, ratusan petugas medis dikerahkan di sejumlah jalur mudik yang melintasi kota itu. Mereka berasal dari petugas gabungan dari PT. Jasa Marga, PT KAI, PMI dan Kepolisian.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Achyani Raksanagara, beberapa lokasi konsentrasi massa pemudik langsung ditangani oleh otoritas kesehatan daerah setempat.

"Yang ditangani oleh Dinas Kesehatan sendiri dua terminal, Leuwipanjang dan Cicaheum. Enam puskemas 24 jam. Ada 10 puskesmas di jalur mudik. Kemudian juga ada 10 rumah sakit bersiaga di jalur mudik," ujar Achyani di Terminal Cicaheum, Bandung (23/7).

Ia mengatakan sejumlah titik keramaian juga didirikan posko kesehatan seperti kebun binatang, Taman Lalu Lintas, batas Kota Bandung-Cibiru dan Alun-Alun Bandung ditangani langsung oleh Palang Merah Indonesia (PMI).

Selain itu, kata Achyani, posko kesehatan di jalan tol berada di rest area kilometer 47, kilometer 72 dan kilometer 147 dengan tenaga dokter dari Rumah Sakit Kawaluyaan dan AMC. Sementara untuk di Stasiun Kereta Api Bandung dan Bandara Husein Sastranagara pengelolaan posko kesehatannya diserahkan kepada instansi tersebut.

Editor: Anto Sidharta