Bagikan:

Pupuk Langka, Banyuwangi Terancam Gagal Panen

Kelangkaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, sejak April lalu membuat ratusan hektar sawah terlambat diberi pupuk. Kondisi ini dikhawatirkan akan memengaruhi produktifitas dan kualitas tanaman.

NUSANTARA

Selasa, 15 Jul 2014 16:59 WIB

Author

Hermawan

Pupuk Langka, Banyuwangi Terancam Gagal Panen

Pupuk Langka, Banyuwangi, Gagal Panen

KBR, Banyuwangi – Kelangkaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, sejak April lalu membuat ratusan hektar sawah terlambat diberi pupuk. Kondisi ini dikhawatirkan akan memengaruhi produktifitas dan kualitas tanaman.

Menurut  Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Banyuwangi, Mohammad Safuan, tahun ini Banyuwangi hanya mendapat 50 ribu ton pupuk bersubsidi. Jumlah itu berkurang hingga 25 ribu ton dibanding perolehan jatah pupuk tahun 2013 yakni 75 ribu ton.

“Lima puluh ribu itu kan dibagi untuk 12 bulan makanya setiap bulan kan ketemunya hanya berapa padahal pada bulan-bulan ini kan kebutuhan petaninya cukup tinggi. Kalau trennya di Jawa Timur itu semuanya dikurangi, tapi pengurangan di Banyuwangi itu tidak proporsional, drastis sekali,” kata Mohammad Safuan kepada Portalkbr, Selasa (15/7).

Mohammad Safuan khawatir, jika kelangkaan pupuk bersubsidi ini terus berlanjut, Banyuwangi bisa mengalami gagal panen. Untuk itu ia berharap, pemerintah menambah subsidi pupuk kepada petani.

Tahun ini, Kementerian Pertanian mengurangi jatah pupuk urea untuk Provinsi Jawa Timur. Pengurangan itu mencapai 4.500 ton. Khusus di Banyuwangi jatah Pupuk dikurangi 24 ribu ton per tahun. Kebutuhan pupuk urea di Banyuwangi mencapai 84 ribu ton. Akibat pengurangan kuota pupuk urea, petani kesulitan untuk mendapatkan pupuk pada masa tanam saat ini.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending