KBR, Banyuwangi – Kelangkaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, sejak April lalu membuat ratusan hektar sawah terlambat diberi pupuk. Kondisi ini dikhawatirkan akan memengaruhi produktifitas dan kualitas tanaman.
Menurut Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Banyuwangi, Mohammad Safuan, tahun ini Banyuwangi hanya mendapat 50 ribu ton pupuk bersubsidi. Jumlah itu berkurang hingga 25 ribu ton dibanding perolehan jatah pupuk tahun 2013 yakni 75 ribu ton.
“Lima puluh ribu itu kan dibagi untuk 12 bulan makanya setiap bulan kan ketemunya hanya berapa padahal pada bulan-bulan ini kan kebutuhan petaninya cukup tinggi. Kalau trennya di Jawa Timur itu semuanya dikurangi, tapi pengurangan di Banyuwangi itu tidak proporsional, drastis sekali,” kata Mohammad Safuan kepada Portalkbr, Selasa (15/7).
Mohammad Safuan khawatir, jika kelangkaan pupuk bersubsidi ini terus berlanjut, Banyuwangi bisa mengalami gagal panen. Untuk itu ia berharap, pemerintah menambah subsidi pupuk kepada petani.
Tahun ini, Kementerian Pertanian mengurangi jatah pupuk urea untuk Provinsi Jawa Timur. Pengurangan itu mencapai 4.500 ton. Khusus di Banyuwangi jatah Pupuk dikurangi 24 ribu ton per tahun. Kebutuhan pupuk urea di Banyuwangi mencapai 84 ribu ton. Akibat pengurangan kuota pupuk urea, petani kesulitan untuk mendapatkan pupuk pada masa tanam saat ini.
Editor: Anto Sidharta
Pupuk Langka, Banyuwangi Terancam Gagal Panen
Kelangkaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, sejak April lalu membuat ratusan hektar sawah terlambat diberi pupuk. Kondisi ini dikhawatirkan akan memengaruhi produktifitas dan kualitas tanaman.

NUSANTARA
Selasa, 15 Jul 2014 16:59 WIB


Pupuk Langka, Banyuwangi, Gagal Panen
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai