Bagikan:

Pelarangan Pengungsi Syiah Pulang Kampung Terus Berlanjut

Warga Syiah asal Sampang, Madura masih dilarang Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk pulang ke kampung halamannya.

NUSANTARA

Kamis, 31 Jul 2014 14:39 WIB

Pelarangan Pengungsi Syiah Pulang Kampung Terus Berlanjut

Pelarangan Pengungsi Syiah, Sampang

KBR, Jakarta – Warga Syiah asal Sampang, Madura masih dilarang Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk pulang ke kampung halamannya.

Menurut Pendamping warga Syiah, Hertasning Ichlas, Pemprov berdalih demi keamanan mereka. Hingga kini, menurut Hertasning, tidak ada kejelasan dari Pemprov Jawa Timur soal pemulangan pengungsi ke kampong halamannya. Padahal ia sebelumnya telah membicarakan soal ini ke pemerintah.

"(Pemprov) tidak mau menggubris, jadi masalah ini diambangkan. Mereka merasa relokasi adalah pilihan utama. Tapi mereka tidak mau memberitahukan kepada publik tapi sikap dan cara menyelesaikan itu menunjukan ke arah situ," kata Hertasning kepada KBR, Kamis (31/7).

Apalagi, tambah Hertasning, kepedulian pemerintah pada pengungsi Syiah semakin menurun.

“Sekarang pengungsi jatah makannya (dibatasi), peran pemerintah makin lama makin direduksi makin digerus. Sehingga pada akhirnya pengungsi akan diperlakukan sebagai klien, orang yang mungkin lambat laun harus membayar di pengungsian,” tambah Hertasning.

Sebelumnya, beredar surat yang mengatasnamakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Jawa Timur. Isinya berupa larangan bagi Jemaat Syiah untuk pulang ke kampung halamannya dengan alasan keamanan. Surat itu ditempel di Rusun Sidoarjo, tempat pengungsian ratusan jemaah Syiah.

Sudah dua tahun ini pengungsi Syiah tidak pulang ke kampung halamannya. Soal keamanan selalu menjadi alasan pemerintah untuk melarang mereka pulang kampung. Saat ini sekitar 200 orang pengungsi Syiah asal Sampang, masih ditempatkan di Rumah Susun (Rusun) di Sidoarjo.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending