Bagikan:

Brimob dan Preman Masih Duduki Lahan Petani Karawang

Tiga aliansi pembela petani pada kasus sengketa tanah di Karawang, menuntut Kepolisian Republik Indonesia untuk segera menarik Brimob dan mengusir preman dari lahan-lahan milik petani di tiga desa Kabupaten Karawang.

NUSANTARA

Senin, 21 Jul 2014 12:51 WIB

Brimob dan Preman Masih Duduki Lahan Petani Karawang

petani karawang, tanah, brimob

KBR, Jakarta – Tiga aliansi pembela petani pada kasus sengketa tanah di Karawang, menuntut Kepolisian Republik Indonesia untuk segera menarik Brimob dan mengusir preman dari lahan-lahan milik petani di tiga desa Kabupaten Karawang. 


Tuntutan ini disampaikan oleh aliansi Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMI), Tim Advokasi Petani Karawang, dan Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI – Jakarta), Senin (21/7). 


Juru Bicara Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia, Rizal, membenarkan bahwa hingga hari ini, brimob dan preman masih berjaga di tanah-tanah milik petani Karawang.


“Yang hari ini terjadi adalah para petani dan warga di sana, mereka selalu dijagai oleh Brimob. Itu yang sebenarnya harus diusir. Mereka masih ada sampai sekarang. Dan itu preman-preman masih di sana, entah itu bayaran siapa,” papar Rizal di tengah-tengah aksi ucapan terima kasih, di pelataran gedung KPK. 


“Mana mungkin preman mau kalau tidak dibayar. Artinya, ada yang membayar mereka. Pasca operasi, masih ada di sana.”  


Tuntutan ini ini disampaikan oleh ketiga aliansi Karawang tersebut sembari membawa karangan bunga untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 


Perwakilan ketiga aliansi Karawang, yang terdiri dari 10 orang itu, sekaligus berterima kasih kepada KPK atas Operasi Tangkap Tangan (OTT) Bupati Karawang pada Jumat (18/7) dini hari terkait kasus sengketa tanah ini. Aksi tersebut juga  berisi permohonan agar KPK mengusut tuntas kasus mafia tanah di Karawang.


Editor: Antonius Eko 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending