Bagikan:

Arus Mudik di Bali, Dua Orang Tewas

Jumlah korban kecelakaan lalu lintas arus mudik Lebaran hingga H-3 di Bali sudah mencapai 17 orang, dua diantaranya meninggal. Pemudik diminta berhati-hati pada puncak arus mudik hari ini (25/7) dan Sabtu besok (26/7).

NUSANTARA

Jumat, 25 Jul 2014 15:56 WIB

Arus Mudik di Bali, Dua Orang Tewas

Arus Mudik di Bali, Dua Orang Tewas

KBR, Denpasar - Jumlah korban kecelakaan lalu lintas  arus mudik Lebaran hingga H-3 di Bali sudah mencapai 17 orang, dua diantaranya meninggal. Pemudik diminta berhati-hati pada puncak arus mudik hari ini (25/7) dan Sabtu besok (26/7).

Kabid Humas Polda Bali, Hery Wiyanto mengatakan, kecelakaan terjadi di sejumlah  jalur rawan kecalakaan lalu lintas (lakalantas) dari Tabanan hingga ke Gilimanuk.  Sejumlah titik di daerah Soka dan tikungan tajam di Tabanan. 

“Dari kegiatan Operasi Ketupat selama tiga hari yang lalu memang sudah terjadi lakalantas sekitar 9 kejadian lakalantas. Korban meninggal dunia 2, luka berat 2 dan luka ringan 13,” ujar Hery Wiyanto kepada Portalkbr, Jumat (25/6).

Angka itu, kata dia, ada penurunan hingga 70 persen dibanding tahun lalu. Tahun lalu jumlah korban meninggal selama arus mudik Lebaran di Bali sebanyak 17 orang meninggal.
   
Sementara, ada 21 titik rawan lakalantas di sepanjang jalur mudik dari Denpasar  menuju ke Pelabuhan Gilimanuk maupun ke Pelabuhan Padang Bay. Karenanya, ia meminta pemudik untuk mempersiapkan diri sebelum mudik.

“Sebelum melakukan mudik bisa mengecek kendaraannya. Khususnya roda dua tidak membawa beban terlalu berat dan terlalu banyak serta penumpangnya cukup satu agar tidak membahayakan,” ujarnya.

Puncak Arus Mudik di Pelabuhan Gilimanuk


Sementara, puncak arus mudik Lebaran di Pelabuhan Gilimanuk Bali terjadi hari ini.  Bedasarkan pantauan kamera CCTV di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, terlihat antrean kendaraan yang hendak menyeberang ke Pulau Jawa mengurai hingga satu kilometer di luar Pelabuhan.

Manajer Operasional PT ASDP Ketapang-Gilimanuk Saharudin Kotto mengatakan, antrean kendaraan di Pelabuhan Gilmanuk Bali saat ini didominasi oleh kendaraan roda 2 dan kendaraan roda empat pribadi. Antrean kendaraan ini terjadi sejak pukul 03.00 wib hingga saat ini.

Menurut Saharudin, meskipun antrean kendaraan tidak sepanjang pada H-4 kemarin, namun volume kendaraan yang hendak menybarang lebih banyak hari ini. Sebab selain kendaraan roda empat, kendaraan roda dua dan bus juga antre memadati pelabuhan.

“Kalau kita lihat dari Gilimanuk saat ini arus puncak kebetulan saya ada di Gilimanuk terutama roda 2 sama kendaraan kecil ya itu cukup padat di Pelabuhan Gilimanuk kita prediksi hari ini puncaknya. Antrean memang di luar pelabuhan tapi tidak sampai jauh hanya beberapa mengalir sekitar satu kilo dari pelabuhan,"kata Saharudin Kotto, Jumat (25/7).

Saharudin memperkirakan, lonjakan pemudik di Pelabuhan Gilimanuk Bali terjadi hingga H-2 Lebaran. Untuk itu PT ASDP telah menambah armada kapal yang beroperasi dari 32 kapal menjadi 36 kapal. Selain itu jadwal bongkar muat kapal juga dipercepat.

Semantara itu salah satu pemudik asal Kabupaten Jember, Muhammad mengaku, untuk bisa masuk kedalam kapal pihaknya harus rela antre selama 6 jam. Dia tiba di Pelabuhan Gilimanuk Bali dari Kota Denpasar pada pukul 06.00 wib, dan baru bisa menyeberang ke Pelabuhan Ketapang  pada pukul 12.00 wib.

Berdasarkan data dari PT ASDP jumlah kendaraan roda dua yang menyeberang ke pulau Jawa melalui Pelabuhan Gilimanuk Bali pada H-3 lebaran ini mencapai 13 ribu unit lebih, sedangkan kendaraan roda empat 5000 unit lebih. Untuk penumpang pejalan kaki mencapai 58 ribu orang lebih.

Berdasarkan pantauan KBR di Pelabuhan Ketapang sendiri kendaraan yang hendak menyeberang ke Pulau Bali cendrung meningkat. Kendaraan di dominasi bus pariwisata dan kendaraan roda empat pribadi. Mereka sebagian besar para wisatawan yang hendak berlibur ke Pulau Bali

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending