KBR, Nunukan – Dua orang yang berbeda negara di Nunukan, Kalimantan Utara, berkomplot mengedarkan uang ringgit Malaysia palsu. Satu diantara pelaku adalah warga Indonesia dan temannya adalah warga Malaysia. Keduanya kini diamankan di Kepolisian Sektor Sebatik Induk, Kabupaten Nunukan.
Menurut Kepala Kepolisian Sektor Nunukan Induk, Eka Berlin, keduanya memanfaatkan kesibukan polisi saat mengamankan pilpres dan pengamanan arus mudik.
“Kami identifikasi serinya sama. Jadi ada kesamaan dari nomor seri. Kami temukan lebih kurang 910 ringgit dengan 3 pecahan. Ada pecahan 10 ringgit, ada pecahan 20 ringgit dan ada pecahan 50 ringgit.“ ujar Eka Berlin kepada Portalkbr, Jum’at (18/7).
Eka Berlin menjelaskan, keduanya mengedarkan uang ringgit palsu dengan cara membeli barang di toko milik warga Sebatik. Sebab, selain mata uang rupiah, uang ringgit Malaysia juga dipakai menjadi alat tukar di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia itu.
Keduanya, kata Eka, memilih waktu menggunakan uang palsu itu saat warga menjalankan sholat tarawih. Ini dilakukan karena keduanya sudah membaca situasi. Mereka tahu, saat sholat tarawih, kebanyakan toko di Sebatik hanya dijaga oleh para orang tua.
Editor: Anto Sidharta
Dua orang yang berbeda negara di Nunukan, Kalimantan Utara, berkomplot mengedarkan uang ringgit Malaysia palsu. Satu diantara pelaku adalah warga Indonesia dan temannya adalah warga Malaysia. Keduanya kini diamankan di Kepolisian Sektor Sebatik Induk, Ka

NUSANTARA
Jumat, 18 Jul 2014 17:42 WIB


Tarawih, WNI dan Warga Malaysia, Ringgit Palsu
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai