KBR68H, Jakarta - Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) menemukan sekolah di Bandung, Jawa Barat yang mencampurkan kurikulum 2013 dengan kurikulum lama. Sekretaris Jenderal FGII, Iwan Hermawan menjelaskan, sekolah tersebut telah menerapkan sistem peminatan sejak awal seperti yang tertuang dalam kurikulum baru. Namun, para guru masih menggunakan metode dan cara lama saat memberikan pengajaran. Ini terjadi karena kebanyakan guru tak kunjung menerima pelatihan, meski kurikulum ini sudah berjalan selama seminggu.
"Sistemnya sudah menggunakan kurikulum 2013. Seperti kelas X sudah ada peminatan, IPA, IPS dan Bahasa. Tapi, kebanyakan IPA dan IPS. Tapi, cara mengajar dan materi masih menggunakan yang lama karena guru-guru yang lain seperti biologi, fisika, kimia belum dilatih dan bukunya belum ada. Guru-guru ngajar seperti biasa saja. Cuman, namanya kurikulum 2013," ungkap Seketaris Jenderal FGII Iwan Hermawan ketika dihubungi KBR68H.
Kementerian Pendidikan menerapkan kurikulum baru di lebih dari 6000an sekolah yang ada di 33 provinsi atau 290an kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Namun, penerapan kurikulum ini mendapat penolakan dari sejumlah organisasi guru.
Federasi Serikat Guru Indonesia dan Federasi Guru Independen Indonesia menilai masih banyak sekolah yang bingung menerapkan kurikulum baru ini. Bahkan, pelatihan guru yang hanya berlangsung selama lima hari juga tak cukup.
Editor : Sutami