Bagikan:

Pimred Majalah Pelita Papua: Tidak Ada Pemberitaan soal Papua Merdeka

Pimpinan Redaksi Majalah Pelita Papua, Fidelis Jeminta membantah, jika edisi perdana majalah itu berisi tentang kemerdekaan Papua. Fidelis Jeminta mengatakan, tidak ada pemberitaan yang menyebut tentang Papua Merdeka.

NUSANTARA

Senin, 08 Jul 2013 07:37 WIB

Pimred Majalah Pelita Papua: Tidak Ada Pemberitaan soal Papua Merdeka

majalah pelita papua, polisi

KBR68H, Jakarta - Pimpinan Redaksi Majalah Pelita Papua, Fidelis Jeminta membantah, jika edisi perdana majalah itu berisi tentang kemerdekaan Papua. Fidelis Jeminta mengatakan, tidak ada pemberitaan yang menyebut tentang Papua Merdeka.

Kata Fidelis, isi dari Majalah yang bergambar sampul bendera Bintang Kejora tersebut, hanya mengulas soal keberadaan kantor OPM di Oxford, Inggris yang baru berdiri beberapa waktu lalu.

"Benar, benar sekali! Dan bahkan itu, sebelum kami masuk ke situ (soal OPM di Oxford, Inggris) itu kita angkat juga soal pernyataan-pernyataan elit di Jakarta, antara lain ya Menlu. Habis itu sejumlah politisi kita di DPR RI, itu coba kita coba sandingkan semua. Artinya, tetap bahwa kita berdiri pada soal keseimbangan berita. Lalu, dari kacamata saya, memandang kehadiran Pelita Papua dalam menyuguhkan informasi, menurut saya 75 persen nilai yang ditawarkan adalah pendidikan, " terang Fidelis kepada kBR68H, Minggu (7/7).

Sebelumnya, Kepolisian Papua melarang peredaran dan pencetakan Majalah Pelita Papua. Majalah 64 halaman itu rencananya akan dicetak sebanyak 2000 eksemplar. Pelarangan diduga karena majalah itu memasang gambar bendera Bintang Kejora dalam sampul depan.

Sempat terjadi adu mulut antara Pimred Majalah Pelita Papua dan Polisi. Namun, meski sempat dilarang, 1000 eksemplar majalah itu sudah bisa diedarkan sejak 5 Juli. Petinggi Majalah Pelita Papua menyatakan belum akan mengambil langkah hukum atas kejadian tersebut.

Editor: Antonius Eko

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending