Bagikan:

Pemerintah Masih Persulit Jurnalis Asing Masuk Papua

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Papua kembali mendesak pemerintah Indonesia segera membuka akses bagi jurnalis asing yang ingin Papua.

NUSANTARA

Sabtu, 13 Jul 2013 21:18 WIB

Author

Katarina Lita

Pemerintah Masih Persulit Jurnalis Asing Masuk Papua

AJI papua, jurnalis asing, indonesia

KBR68H, Jayapura - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Papua kembali mendesak pemerintah Indonesia segera membuka akses bagi jurnalis asing yang ingin Papua.

Ketua AJI Papua, Victor Mambor menuturkan hingga saat ini belum ada reaksi positif dari pemerintah Indonesia terhadap akses jurnalis internasional ke Papua. Padahal Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa pernah berjanji pada 2012 lalu untuk mempermudah akses liputan bagi jurnalis asing.
 
“Karena tuntutan masyarakat internasional untuk membuka akses wartawan asing ke Papua itu semakin kuat. Di Komite di Jenewa, dilakukan review terhadap hak sipil politik masyarakat Indonesia diselenggarakan oleh pemerintah. Ternyata jadi pertanyaan juga. Jadi ada dua hal penting tentang Papua yang menjadi pertanyaan soal kebebasan berekspresi dan kekerasan terhadap wartawan,” jelasnya.

Ketua AJI Papua, Victor Mambor menambahkan aparat kepolisian juga sudah menyatakan kondisi keamanan Papua sudah aman.

Sebelumnya pemerintah Indonesia meminta pelaporan jika ada jurnalis asing yang ditolak jika ingin meliput di Papua. Namun AJI Papua mencatat beberapa jurnalis asing dari Selandia Baru, Belanda, Inggris dan Australia mengalami kesulitan saat mengajukan izin melakukan kerja jurnalistik di Papua.

Para jurnalis asing ini mengatakan bahwa mereka dipersulit dengan perijinan yang harus menunggu hingga 3 bulan lebih. Ada juga yang setelah mendapatkan izin, harus didampingi oleh seorang agen pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan tugas jurnalistiknya.

Editor: Antonius Eko 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending