Bagikan:

MOS Merenggut Nyawa, Pemkab Bantul Bentuk Tim Investigasi

KBR68H, Yogyakarta - Pemerintah Kabupaten Bantul, segera membentuk tim investigasi untuk mengungkap kasus kematian siswi SMK 1 Pandak saat mengikuti masa orientasi siswa (MOS) di sekolah tersebut.

NUSANTARA

Minggu, 21 Jul 2013 08:51 WIB

MOS Merenggut Nyawa, Pemkab Bantul Bentuk Tim Investigasi

masa orientasi sekolah, siswi tewas, pemkab bantul, tim investigasi


KBR68H, Yogyakarta - Pemerintah Kabupaten Bantul, segera membentuk tim investigasi untuk mengungkap kasus kematian siswi SMK 1 Pandak saat mengikuti masa orientasi siswa (MOS) di sekolah tersebut.

“Tim Investigasi itu berasal dari unsur Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal [Dikmenof]. Tim akan mulai melakukan penyelidikan minggu depan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul, Riyantono usai peringatan Hari Jadi Bantul ke-182, Sabtu (21/7) sore.

Anindya Ayu Puspitasari siswi baru SMK 1 Pandak Bantul dilaporkan jatuh pingsan usai menjalani hukuman squat jump saat mengikuti kegiatan MOS pada Jumat (19/7) dan meninggal dunia ketika dibawa ke rumah sakit.

Sekda mengatakan, selain menyelidiki kasus kematian Anindya siswa baru SMK 1 Pandak, tim investigasi tersebut juga harus bisa merekomendasikan langkah apa yang bisa diambil untuk pelaksanaan MOS di masa yang akan datang.

“Kami juga akan melakukan evaluasi secara menyeluruh pelaksanaan MOS terhadap siswa baru di Bantul. Kalau bisa dihapuskan kemungkinan akan kami hilangkan,” katanya.

Meski demikian, kata dia, yang dihilangkan adalah sistem semi militer seperti baris berbaris dan perpeloncoan yang masih diterapkan para siswa dalam pelaksanaan MOS, agar kasus tersebut tidak menimpa siswa lain.
Panitia MOS SMK 1 Pandak, Bantul, Deni Dion, sebelumnya mengatakan Anindya jatuh pingsan di sela kegiatan baris-berbaris dalam penutupan MOS pada Jumat (19/7). Saat itu Anindya mendapatkan hukuman karena tidak mengenakan kaos olahraga.

“Ada sebanyak 20 siswa yang melanggar peraturan MOS, dan semuanya dihukum squat jump sepuluh kali. Tetapi dia tidak kuat sampai sepuluh kali, kemudian balik lagi ke barisan,” katanya.

Hanya saja, kata dia, pihaknya tidak menduga jika hukuman tersebut mengakibatkan siswa kelelahan serta jatuh pingsan dan akhirnya meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit.

Sementara itu, guru olahraga SMK 1 Pandak, Eddy Sutoro, membenarkan sekolahnya telah menggelar kegiatan baris-berbaris dalam penutupan MOS, Jumat (19/6) yang mengakibatkan seorang siswa baru tiba-tiba jatuh pingsan di sela kegiatan.

Mendengar kabar tersebut, kata dia, kemudian pihaknya membawa Anindya ke Puskesmas 1 Pandak Bantul, namun dokter di Puskesmas tersebut minta agar pasien dirujuk ke rumah sakit (RS) PKU Muhammadiyah Bantul.

Akan tetapi, sesampainya di RS PKU Muhammadiyah Bantul sekitar pukul 16.10 WIB, tim medis sudah tidak menemukan adanya detak jantung serta nafas dari Anindya sehingga dinyatakan meninggal dunia.

Editor: Doddy Rosadi

Sumber: Radio Star Jogja

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending