Bagikan:

Kebakaran Hutan, BNPB: Itu Sudah Terencana

Bencana kabut asap hasil pembakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan akan mencapai puncaknya pada Agustus hingga Oktober. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan di saat itu, lahan makin kering dan dapat menin

NUSANTARA

Kamis, 25 Jul 2013 14:56 WIB

Kebakaran Hutan, BNPB: Itu Sudah Terencana

Kebakaran Hutan, BNPB, terencana

KBR68H, Jakarta – Bencana kabut asap hasil pembakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan akan mencapai puncaknya pada Agustus hingga Oktober.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan di saat itu, lahan makin kering dan dapat meningkatkan jumlah titik api.

Dia meminta Pemerintah Daerah dan kepolisian memberikan sanksi kepada pembakar lahan dan hutan. Menurutnya, 99 Persen kebakaran hutan dan lahan sudah direncanakan.

"Yang perlu kita dorong adalah peran dari pemda setempat. Merekalah yang punya wilayah, punya kewenangan dan sebagainya. Harusnya pengendalian pencegahan itu dilakukan oleh mereka,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.

Namun, kata dia instansi lain di luar pemda juga sangat penting.

“Dalam hal ini juga Tupoksi dari Kepolisian, PPNS, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan hidup, harusnya lebih pro aktif untuk pencegahannya," tambah Sutopo.

Titik api kebakaran hutan Riau kembali bertambah. Berdasarkan pantauan satelit kemarin, titik api hari ini mencapai 185 titik. Jumlah ini meningkat 20 titik dibanding dua hari sebelumnya. Hujan buatan terus dilakukan untuk mengurangi titik api.

Pada awal bulan, asap hasil pembakaran hutan telah masuk ke negeri jiran seperti Singapura dan Malaysia. Mereka protes Indonesia atas asap yang membuat kualitas kesehatan warganya terancam.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending