KBR68H, Denpasar - Harga properti di Bali dinilai sudah tidak wajar karena harganya tinggi. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya bubble properti atau penggelembungan harga yang tidak wajar.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali dan Nusa Tenggara Dwi Pranoto mengatakan kenaikan harga properti terjadi karena banyak konsumen membeli dengan alasan investasi atau bisnis, bukan membeli untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Hal ini berakibat kenaikan harga yang kini sudah mencapai 20 persen.
“Bahwa kita kedua yang tertinggi di dunia setelah Jakarta, Jakarta itu delta kenaikannya 38 persen, kalau Bali itu 20 persen, kita sama dengan Dubai, deltanya ya bukan harganya, kalau harganya masih mahalan Dubai, kalau sekarang ini harga sudah Rp 2 - 3 miliar per are. Katanya rentangnya antara Rp 20-40 juta per meter persegi,” kata Dwi Pranoto.
Dwi Pranoto menyebutkan salah satu penyebab tingginya pertumbuhan harga properti di Bali karena masuknya perusahaan pengembang besar ke Bali. Kondisi ini menyebabkan tren kredit properti mengalami perlambatan.
Ia mencontohkan, pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah pada Triwulan II-2012 mencapai 93 persen. Namun tahun ini pada Triwulan yang sama, pertumbuhan KPR turun sebesar 54 persen.
Editor: Doddy Rosadi
Harga Properti di Bali Sudah Tidak Wajar
KBR68H, Denpasar - Harga properti di Bali dinilai sudah tidak wajar karena harganya tinggi. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya bubble properti atau penggelembungan harga yang tidak wajar.

NUSANTARA
Rabu, 24 Jul 2013 07:28 WIB


harga properti, bali, tidak wajar, investasi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai