KBR68H, Jakarta – Wakil Direktur Pelayanan RSUD Cibinong Neni Murniati masih menolak memberikan keterangan rinci tentang kasus yang menimpa wartawan foto Majalah Maritim Firmanto Hanggoro. Firmanto, wartawan foto Majalah Maritim, kehilangan istri dan anaknya karena dokter kandungan di RSUD Cibinong diduga salah dalam memberikan diagnosa.
Ketika dihubungi KBR68H melalui sambungan telepon, Neni menolak menjawab pertanyaan yang diajukan dan tidak lama kemudian langsung menutup telepon.
Berikut percakapan singkat KBR68H dengan Wadirut RSUD Cibinong Neni Murniati.
KBR68H: Ibu, apakah RSUD sudah meminta keterangan dari dr Basrul yang memberikan diagnosa kepada istri Firmanto Hanggoro?
Neni: Loh, kemarin kan saya sudah menjawab soal itu.
KBR68H: Tapi ibu belum menjelaskan apakah pihak RS sudah meminta keterangan dari dokter yang bersangkutan?
Neni: Memang masih perlu yah saya ditanya terus soal kasus ini? (Langsung mematikan telepon)
Kemarin, wartawan KBR68H berusaha meminta konfirmasi dari pihak RSUD Cibinong tentang kasus yang menimpa istri Firmanto Hanggoro. Namun, Wadirut Neni Murniati menolak memberikan jawaban rinci. Dia hanya mengatakan pihak RS tengah mengevaluasi kasus tersebut.
Bahkan perlakuan tidak mengenakan diterima KBR68H saat ingin mengonfirmasi. Ketika ingin merekam wawancara, Neni mengambil telepon genggam milik KBR68H dan dimasukkan ke dalam sakunya. Saat itu, Neni tidak mau menanggapi pertanyaan yang dilontarkan. Ia hanya menjawab pertanyaan salah satu wartawan televisi swasta yang juga mengkonfirmasi masalah tersebut.
Setelah beberapa lama, ia memberikan telepon genggam milik KBR68H. Namun ia sempat mengatakan ingin mengambil memory card yang berada di dalam telepon genggam tersebut. KBR68H terus mengkonfirmasi perihal kasus salah diagnosa itu, namun Neni tetap menjawab singkat.
Imaniar Melisa, istri Firmanto Hanggoro meninggal setelah ginjalnya tidak berfungsi pasca proses melahirkan melalui operasi cesar. Sedangkan anaknya, Janeeta Kirana menghembuskan nafas terakhir karena organnya tidak berfungsi akibat menelan air ketuban selama empat hari.
Ketika kontrol ke RSUD, Imaniar sempat mengeluhkan soal cairan yang keluar. Namun, dr Basrul yang merupakan dokter tempat mereka biasa melakukan kontrol memberikan jawaban, cairan tersebut merupakan cairan keputihan sehingga tidak ada yang perlu dikahwatirkan.
Empat hari setelah kontrol di RSUD Cibinong, Imaniar dilarikan ke RS AS Salam untuk menjalankan operasi cesar karena air ketubannya sudah pecah. Kondisi Imaniar langsung drop dan harus menjalani cuci darah karena fungsi ginjalnya terganggu akibat masuknya air ketuban ke paru-paru.
Sedangkan sang bayi, Janeeta Kirana berada dalam kondisi kritis akibat menelan air ketuban selama empat hari. Imaniar meninggal ketika dirawat di RS Carolus, Kamis (18/7) dan Janeeta meninggal di RS Harapan Kita, Senin (22/7)
Baca: Akibat Salah Diagnosa, Bayi Firman Kritis Hampir Dua Bulan
Ditanya Kasus Firmanto Hanggoro, Wadirut RSUD Cibinong Langsung Tutup Telepon
KBR68H, Jakarta

NUSANTARA
Jumat, 26 Jul 2013 11:26 WIB


RSUD Cibinong, neni murniati, firmanto hanggoro, tutup telepon
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai