Bagikan:

Akibat Tunggakan, PLN Jayapura Rugi Hingga Rp 10 Miliar Per Bulan

Perusahaan Listrik Negara (PLN) area Jayapura, Papua, mengklaim merugi Rp 8 hingga 10 miliar per bulan akibat tunggakan pemakaian listrik dan pencurian listrik.

NUSANTARA

Selasa, 16 Jul 2013 14:10 WIB

Akibat Tunggakan, PLN Jayapura Rugi Hingga Rp 10 Miliar Per Bulan

Tunggakan, PLN Jayapura, Rugi Hingga Rp 10 Miliar Per Bulan

KBR68H, Jayapura – Perusahaan Listrik Negara (PLN) area Jayapura, Papua, mengklaim merugi Rp 8 hingga 10 miliar per bulan akibat tunggakan pemakaian listrik dan pencurian listrik.

Manager Area PT.PLN Jayapura, Merry Lauw menyebutkan, kerugian akibat pencurian listrik mencapai 12 persen dari total daya listrik yang disediakan. Sementara untuk tunggakan listrik paling banyak dilakukan oleh masyarakat umum dan sejumlah instansi pemerintahan di lingkungan pemerintahan Provinsi Papua.

“Itu dari produksi trus terjadi kehilangan itu sekitar 12 persen kalau dirupiahkan cukup besar yah sekitar Rp 10 miliar rugi. Rugi bukan karena perusahaaan tapi loss kwh-nya yang hilang. Misalnya kita produksi 10 ternyata yang dijual cuma 8, yang duanya hilang. Hilangnya itu yang kita cari di pelanggan mungkin ada penyadapan dan sebagainya,” ucap Merry.

Manager Area PT.PLN Jayapura, Merry Lauw menambahkan, untuk meminimalisir terjadinya pencurian listrik, pihaknya menghimbau seluruh masyarakat agar berlangganan listrik.

“Kalau selama ini masyarakat kesulitan dalammengurus penyambungan listrik. Saat ini dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan, PLN sudah bekerja sama dengan pihak bank. Jadi penyambungannya tidak lagi melalui oknum  PLN tapi langsung ke bank. Sehingga pengurusannya lebih mudah,” tukasnya.

PLN Area Jayapura meliputi beberapa wilayah antara lain Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, dan Timika. (Andi Iriani)

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending