Bagikan:

Beras miskin (raskin) yang disalurkan oleh Bulog kepada masyarakat kembali berkualitas jelek. Meski tidak sejelek beras yang terdahulu, namun raskin yang disalurkan kurang layak dikonsumsi. Raskin berkualitas jelek diterima oleh sejumlah keluarga di Kecam

NUSANTARA

Senin, 22 Jul 2013 16:06 WIB

Beras Bulog, NTB, Raskin

KBR68H, Lombok – Beras miskin (raskin) yang disalurkan oleh Bulog kepada masyarakat kembali berkualitas jelek. Meski tidak sejelek beras yang terdahulu, namun raskin yang disalurkan kurang layak dikonsumsi. Raskin berkualitas jelek diterima oleh sejumlah keluarga di Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Anggota Komisi II (bidang ekonomi dan perdagangan) DPRD NTB Machsun Ridwainy, Senin (22/07) mengatakan, Komisi II berencana memanggil pimpinan Bulog NTB untuk mengklarifikasi temuan itu. Pihak Bulog memang berjanji akan mengganti raskin yang jelek dengan raskin yang layak konsumsi sehingga komitmen itu yang akan dituntut.

”Mulai agak jelek lagi sekarang ini dan saya melihat sendiri di wilayah Kecamatan Aikmel (Lombok Timur). Ya memang tidak separah yang dulu sih, artinya kurang layak lah kalau itu memeng dikonsumsi,” kata Machsun.

Machsun Ridwainy mengatakan, antara raskin yang disalurkan kepada warga dengan beras yang dibeli oleh Bulog dari petani seringkali berbanding terbalik. Beras yang dibeli oleh Bulog dari petani cenderung lebih bagus, namun pada saat penyaluran raskin, beras yang diterima warga kadang tidak bagus.

Ia mengatakan, beras petani yang diserap oleh Bulog memang harus memenuhi syarat tertentu seperti kadar air dibawah 14 persen, derajat sosoh atau tingkat keputihan beras yang bagus yaitu minimal 95 persen, butir patah maksimum 20 persen, butir menir maksimum 2 persen dan lain-lain. Jika beras yang masuk ke Bulog sangat bagus, maka diharapkan raskin yang diterima warga juga harus bagus.

Sumber:Global FM Lombok
Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending