Bagikan:

50 Ribu Kontainer Macet di Tanjung Priok, Pengusaha Merugi

KBR68H, Jakarta - Pengusaha mengaku rugi hingga ratusan miliar rupiah akibat 50 ribu lebih kontainer yang baru masuk ke Pelabuhan Tanjuk Priok saban harinya sulit dikeluarkan.

NUSANTARA

Jumat, 19 Jul 2013 21:59 WIB

Author

Abu Pane

50 Ribu Kontainer Macet di Tanjung Priok, Pengusaha Merugi

Kontainer Macet, Tanjung Priok, Pengusaha Merugi

KBR68H, Jakarta - Pengusaha mengaku rugi hingga ratusan miliar rupiah akibat 50 ribu lebih kontainer yang baru masuk ke Pelabuhan Tanjuk Priok saban harinya sulit dikeluarkan. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanadi menuding mandeknya kontainer itu akibat lemahnya otoritas pelabuhan dalam mengatur arus ekspor impor barang. Hal itu, kata Sofyan, juga mengakibatkan lebih dari 4.500 kontainer lama mangkrak di pelabuhan hingga bertahun-tahun.(Baca: Bea Cukai Pindahkan Ribuan Kontainer di Tanjung Priok)

“Kalau saya melihat ya, itu karena tidak koordinasinya dari pada pemegang-pemegang di pelabuhan itu. Itu kan ada kira-kira 16 sampai 18 pemain utama yang menguasai pelabuhan. Itu tidak terkoordinasi satu sama lain. Mau main sendiri-sendiri akhirnya macet semuanya. Itu aja sebenarnya masalahnya. Ga bisa jalan itu, barang mau kita keluarkan, sekarang kita sepakat dengan pak Mahendra (Wamenkeu) dimana, tadinya 4 ribuan kontainer yang ga bisa keluar, itu bisa dikeluarkan. Tapi bagaimana bisa keluar karena begitu macetnya di sana,” ujar Sofyan di Jakarta, Jum’at (19/7).

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia, Sofyan Wanadi menambahkan, hingga saat ini otoritas pelabuhan Tanjung Priok bersama Bea Cukai hanya mampu mengeluarkan 100 kontainer per hari dari 4.500 kontainer lama yang menahun.

Sebelumnya Dirjen Bea Cukai, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, dan sejumlah perusahaan di Pelabuhan Tanjung Priok sudah meneken nota kesepakatan pemindahan kontainer lama ke Terminal Peti Kemas di Cikarang.


Editor: Nanda Hidayat

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending