KBR, Banyuwangi - Badan SAR Nasional (Basarnas) mencatat hingga Selasa malam (21/6/2016), korban tewas akibat longsor dan banjir di sejumlah wilayah di Jawa Tengah mencapai 47 orang.
Kepala Badan SAR Nasional, Felicinus Henry Bambang Soelistyo mengatakan, dari angka itu ditemukan tiga jenazah di Desa Donorati, Purworejo dan satu jenazah di Desa Caok, Karangrejo, Kecamatan Loano.
Kata Bambang, pencarian korban masih diutamakan di sejumlah titik di antaranya di Desa Donorati dan Desa Caok. Sebab diperkirkan masih ada korban hilang di daerah itu, lantaran wilayah itu merupakan daerah terdampak paling parah tanah longsor.
Sekitar 200 lebih personil gabungan Tim SAR, kata dia, saat ini diterjunkan untuk mencari korban hilang. Pencarian korban sedikit terkendala akses jalan yang sulit dilalui.
“Angka kematian sudah disampaikan sampai tadi malam ada 40 sekian meninggal. Ini kita masih mencoba untuk yang di Jawa Tengah itu mendapatkan atau mencari menemukan yang masih tertimbun dan mudah-mudahan lancar. Kalau SAR untuk SOP SAR kita punya operasi utama 1 minggu, kemudian diperpanjang dilihat nanti dinamika dilapangan,” kata Felicinus Henry Bambang Soelistyo, Rabu (22/6/2016).
Felicinus Henry Bambang Soelistyo menambahkan untuk operasi SAR sendiri ditetapkan hingga tujuh hari ke depan yaitu 24 Juni 2016 sesuai ketentuan yang ada. Namun operasi SAR bisa diperpanjang jika memang diperlukan.
Basarnas mengimbau masyarakat tetap meningkatkan kesiapsiagaanya mengingat potensi banjir dan tanah longsor masih tetap tinggi, seiring dengan hujan lebat juga masih berpotensi tinggi.
Sebelumnya Kementerian Sosial berencana merelokasi warga yang tinggal di daerah rawan bencana. Hal tersebut disampaikan usai tim dari Kementerian Sosial mengunjungi lokasi bencana longsor di Purworejo, Jawa Tengah.
Direkur Perlindungan Sosial dan Bantuan Korban Bencana Alam Kementerian Sosial, Adi Karyono menjelaskan, lembaganya telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk merealisasikan rencana tersebut.
"Kalau Pemda telah menyediakan tanah atau lahan yang betul-betul bebas dari ancaman bencana, Kemensos akan memberikan bantuan untuk relokasi ke tempat yang lebih aman. Kemarin, baru satu lokasi yang menyatakan diri seluruh warganya, yang berjumlah delapan orang di Kabupaten Kaligesing, yang menyatakan siap untuk dipindahkan. Kami akan tindak lanjuti segera dengan pemerintah daerah setempat," ujarnya.
Ia menambahkan, relokasi juga berlaku di wilayah lain yang memiliki potensi rawan bencana, semisal di Banjarnegara, Jawa Tengah, dan Subang, Jawa Barat.
Meski begitu, Adi juga mengakui Kemensos terkendala dengan anggaran untuk merelokasi warga. Karenanya, Kementerian Sosial akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk merelokasi warga, dengan jumlah yang banyak.
Sementara itu, terkait penanggulangan bencana di daerah, Kemensos akan mengembangkan dan memperbanyak keberadaaan Kampung Siaga Bencana. KSB tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan warga yang berada di daerah rawan bencana dalam menghadapi bencana alam.
Pekan lalu, hujan deras menyebabkan banjir dan longsor di 16 titik di Jawa Tengah. Banjir dan longsor juga menerjang Kapulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Data sementara BNPB menyebutkan sebanyak 47 orang tewas dan 15 orang lainnya hilang akibat bencana itu di Jawa Tengah. Sementara di Sangihe, longsor mengakibatkan 200an warga di sana menjadi terisolasi. (qui)
Korban Longsor di Jawa Tengah 47 Tewas
Badan SAR Nasional (Basarnas) mencatat hingga Selasa malam (21/6/2016), korban tewas akibat longsor dan banjir di sejumlah wilayah di Jawa Tengah mencapai 47 orang.

Longsor di Banjarnegara akibat hujan yang turun sejak Sabtu (18/6/2016). Foto: ANTARA
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai