Bagikan:

Puluhan Hektar Sawah di Banyumas Puso

Petugas Balai Penyuluh Pertanian Kabupaten Banyumas, Suwarsono mengatakan yang sudah dipastikan puso adalah wilayah-wilayah yang jauh dari sumber mata air dan aliran sungai.

BERITA | NUSANTARA

Senin, 22 Jun 2015 14:58 WIB

Puluhan Hektar Sawah di Banyumas  Puso

Ilustrasi sawah kekeringan. Foto Musyafa KBR

KBR, Banyumas – Kekeringan menyebabkan puluhan hektar sawah tadah hujan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dipastikan puso. Sedangkan ratusan hektar lainnya dalam kategori rawan, lantaran curah hujan yang minim pada akhir Mei hingga Juni ini. 

Petugas Balai Penyuluh Pertanian Kabupaten Banyumas, Suwarsono mengatakan yang sudah dipastikan puso adalah wilayah-wilayah yang jauh dari sumber mata air dan aliran sungai. Jumlahnya diprediksi sudah mencapai puluhan hektar. Irigasi tetes menggunakan mesin penyedot air tidak bisa dilakukan karena tidak adanya sumber air. Praktis, sawah ini hanya mengandalkan air hujan untuk mencukupi kebutuhan air. Usia rata-rata yang terancam puso adalah antara 50 hingga 70 hari setelah tanam.

"Kalau hektarnya kita tidak bisa menghitung total hektarnya ya. Soalnya masih spot-spot. Spot yang kaya gini hanya terjadi pada petani yang telat mengantisipasi (telat tanam dan menyiram).  Kalau yang terantisipasi sepertinya bisa diselamatkan. Persentasenya kita juga tidak bisa menyebut ya, tapi yang jelas sudah ada yang tidak bisa diselamatkan,"kata Suwarsono (22/6/2015). 

Sementara, petani di Dusun Karangreja Kecamatan Lumbir, Soim mengatakan selain masalah kekeringan, petani di desanya menghadapi penyakit kering daun dan batang. Masyarakat setempat menyebutnya penyakit ‘kresek’. Pada mulanya, tanaman padinya terlihat sehat sampai masa vegetatif usai. Namun saat masuk masa generatif (berbunga), daun dan tanaman tanaman padi mengering.

Data di Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Banyumas menyebut, dari 33 ribu hektar sawah, 6500 hektar diantaranya merupakan sawah tadah hujan. Diketahui, sawah tadah hujan amat beresiko kekurangan air di masa tanam kedua.


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending