Bagikan:

Pondok Pesantren Alami Krisis Santri

Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (NU) Cilacap, Jawa Tengah menyatakan pondok pesantren mengalami krisis minat.

BERITA | NUSANTARA

Jumat, 05 Jun 2015 13:36 WIB

Santri asyik bermain saat istirahat di sebuah Madrasah Diniyyah NU di Dusun Kalikudi, Adipala, Cilac

Santri asyik bermain saat istirahat di sebuah Madrasah Diniyyah NU di Dusun Kalikudi, Adipala, Cilacap. Foto: KBR/Muhamad Ridlo

KBR, Cilacap – Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (NU) Cilacap, Jawa Tengah menyatakan pondok pesantren mengalami krisis minat. Hal ini bisa dilihat dari menurunnya jumlah santri di 1200-an pondok pesantren dan lembaga pendidikan informal yang berada dalam naungan NU Cilacap.

Sekretaris PCNU Cilacap, Hazam Bisri mengatakan ada perbedaan pola pikir orang tua saat memasukkan anak-anaknya ke pesantren. Kata Hazam, orang tua membatasi waktu pesantren sesuai dengan pendidikan formal yang saat itu juga ditempuh. Sehingga saat selesai pendidikan formal setingkat SLTP atau SLTA, santri akan keluar dari pesantren.

"Sekarang pondok pesantren sudah mulai krisis secara kuantitas. Santri-santrinya mulai berkurang. Ini merupakan bentuk evaluasi dan tanggungjawab pesantren dan NU karena basis NU adalah pesantren. Untuk itu, tahun ini NU membuat program gerakan ayo mondok. NU memberikan dorongan kepada masyarakat bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan yang penting", ujar Hazam Bisri, Jumat (5/6/2015)

Menurut Hazam, menurunnya minat orang tua ini musti direspon oleh Pondok Pesantren dengan membangun kepercayaan publik bahwa pendidikan pesantren berkualitas. Antara lain, dengan memadukan pendidikan informal pesantren dengan pendidikan formal, mulai pendidikan dini hingga perguruan tinggi. Dengan demikian, santri bisa menempuh pendidikan di tempat dan waktu yang sama dengan durasi waktu yang cukup. Saat ini, jumlah santri di Kabupaten Cilacap mencapai 25 ribu orang.

Hazam Bisri mengatakan tahun ini, sesuai dengan program kerja Pengurus Besar Nahdatul Ulama, PC NU Cilacap juga membuat program ‘Ayo Mondok’. Tujuannya menggugah orang tua agar memasukkan anak-anaknya ke pesantren. Pendidikan pesantren, jelas Hazam, sangat efektif meredam potensi kenakalan remaja.

Editor: Malika

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending