Bagikan:

Kemarau, 18 Desa di Jombang Terancam Kekeringan

Krisis air bersih atau kekeringan di Jombang, Jawa Timur mulai meluas.

BERITA | NUSANTARA

Kamis, 25 Jun 2015 18:18 WIB

Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko dan Wakil Bupati Mundjidah Wahab, saat menyalurkan bantuan ai

Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko dan Wakil Bupati Mundjidah Wahab, saat menyalurkan bantuan air bersih di Desa Lebakongso Kecamatan Bareng. Foto: KBR/ Muji Lestari

KBR, Jombang- Krisis air bersih atau kekeringan di Jombang, Jawa Timur mulai meluas. Badan Penggulangan Bencana Daerah mencatat sekitar 4 ribu Kepala Keluarga (KK) yang tersebar 18 Desa yang mengalami bencana musim kemarau itu. Salah satunya di Desa Lebakongso Kecamatan Bareng. Di Desa itu ada sekitar 24 KK kesulitan air bersih dan terpaksa harus menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan air setiap harinya. Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko, mengatakan, sudah melakukan droping air bersih di Desa yang dilanda krisis air bersih. 

“Dari 18 Desa, 38 Dusun ini sangat harus kita bantu air, sudah kita mulai hitung kebutuhan setiap harinya disini termasuk di Lebakongso sini yang 24 KK ini membutuhkan kurang lebih setiap minggunya kurang lebih 20-25 ribu liter.” Kata Nyono, saat menyalurkan bantuan air bersih di Desa Lebakongso.

Sementara, kekeringan yang melanda wilayah Jombang tersebar di 6 Kecamatan. Diantaranya, Kecamatan Kabuh, Ngusikan, Plandaan, Ploso, Bareng dan Kecamatan Wonosalam.

Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko, mengakui bahwa krisis air bersih menjadi problem warga yang tinggal di wilayah utara sungai Brantas dan Lereng pegunungan setiap tahun. Masalah itu hingga saat ini belum bisa tertangani secara optimal karena persoalan wilayah dan kondisi geografis yang ada.

Namun demikian, Dia berjanji membantu warga menambah tandon air bersih di setiap titik Desa yang rawan mengalami kekeringan. Hal itu agar proses distribusi air bisa berjalan lancar tanpa warga harus mengantri saat bantuan air bersih datang.

“Apalagi nanti kalau sudah ada tandonya sehingga nanti kita tidak perlu menunggu seminggu dua kali kalau memang dilihat tandonya sudah tidak ada atau kosong ya kita isi,” tegas Nyono.

Nyono menambahkan, sejauh ini, jaringan perpipaan dan saluran air dari PDAM setempat juga sudah dibangun oleh Pemerintah setempat. Harapannya, mampu mengurangi beban warga untuk kebutuhan air bersih. Namun demikian, saluran air PDAM  yang berada didataran tinggi itu tidak bisa bisa berfungsi maksimal.

Editor: Dimas Rizky

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending