KBR, Jakarta – Indonesia menjadi negara kedua teratas di dunia yang menjadi target kejahatan dunia maya (cyber crime). Ini terlihat dari pantauan real time yang dibahas dalam Simposium Nasional Cyber Securitym, Rabu (3/6/2015) ini.
Ketua Panitia Yono Reksoprodjo mengatakan ini artinya Indonesia menjadi salah satu target serangan para peretas (hacker). Kata Yono, mayoritas peretas menyusupkan malware (program yang merusak) lewat aplikasi gratis yang kerap menampilkan iklan.
“Vietnam paling besar, Indonesia kedua, AS ketiga, Mesir keempat, kelima Filipina. Kejahatan-kejatan atau tindakan di cybersecurity 80% terjadi karena rekayasa sosial. Bukan karena masalah teknologi. Tapi lebih karena masalah awareness yang kurang dari para penggunannya,” kata Yono dalam Simposium Nasional Cyber Security di Hotel Borobudur, Rabu (3/2/2015).
Yono menambahkan, selain dari aplikasi gratis, malware juga kerap menyusup lewat software bajakan dan situs porno. Kata dia malware terbanyak berada di situs-situs porno dan ini menjadi PR berat untuk Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Selain itu, ada pula kejahatan dunia maya yang terjadi dengan memakai proxy negara lain untuk menyerang negara tujuan. Hal ini biasanya tidak disadari oleh negara tersebut.
Pembicara lain dalam simposium, Karunia Wijaya mengatakan, posisi kedua teratas target kejahatan dunia maya itu tidak selalu diduduki Indonesia. Posisi Indonesia sewaktu-waktu bisa naik turun menjadi di nomor 10 hingga 15. Ini tergantung banyaknya serangan yang masuk pada saat dipantau.
Kata Karunia, Tiongkok dan Amerika merupakan sumber dari serangan-serangan dunia maya. Mereka menargetkan data dan sistem di militer dan pemerintahan.
Editor: Malika
