KBR, Solo- Pemerintah Propinsi Jawa tengah mewaspadai merebaknya produk pangan berbahan baku palsu menjelang Lebaran. Kepala badan ketahanan pangan Jawa tengah, Whitono, saat menggelar pasar murah di Solo mengatakan merebaknya pemberitaan beras plastik, merica palsu, hingga buah dan sayur suntikan yang tak layak konsumsi sangat meresahkan masyarakat. Whitono mengungkapkan sertifikasi bahan pangan yang dilakukan pemerintah menjadi cara mencegah peredaran bahan pangan palsu tersebut.
“Di tengah harga pangan yang
meningkat, kami waspadai produk pangan palsu dari bahan baku palsu, kadaluarsa
atau tak layak konsumsi, apalagi ini bulan ramadhan dan menjelang lebaran. Banyak
yang ingin mendapatka keuntungan pribadi dan cepat. Kemarin kita gempar karena
isu beras plastik, merica palsu, ketumbar palsu, dan saat ini ada kabar sayur
dan buah-buahan yang disuntik dengan cairan kimia tertentu agar kelihatan
bagus, menarik, padahal suntikan itu sangat berbahaya kalau dikonsumsi, mendapatkan
bahan pangan yang layak, aman dan sehat untuk dikonsumsi adalah hak setiap
orang, setiap warga negara," kata Whitono pada KBR, Selasa (23/06)
"Maka kita antisipasi dengan sertifikasi bahan
pangan, saat ini baru kita pakai untuk produk pangan jenis sayur dan
buah-buahan. Kita amati dari semau proses hingga pemasaran ke tangan konsumen,” tambahnya lagi.
Data pemerintah Propinsi Jawa tengah menunjukkan cadangan beras dan bahan pangan mencapai 172 ribu ton di Bulog Jawa tengah mencukupi selama 5 bulan mendatang dan 1,9 juta ton di tingkat masyarakat yang diperkirakan cukup untuk 8 bulan mendatang.
Kenaikan harga pangan di Jawa tengah sekitar 5-10 persen dan dalam tahap wajar. Komoditas pangan yang naik harganya antara lain beras, telur, daging ayam, dan cabai merah keriting.
Editor: Dimas Rizky