KBR,Pontianak- Sampel otak anjing penggigit bocah berusia 6 tahun bernama Fery Diana Angkasa asal dusun Jakok, Desa Selaup, Kabupaten Kapuas Hulu, masih diteliti untuk mengetahui pasti apakah mengidap virus anjing gila (rabies) atau tidak. Fery Diana Angkasa meninggal pada 22 Mei lalu, usai digigit anjing liar di kampungnya.
Kepala dinas kesehatan provinsi Kalimantan Barat, Andi Jap mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh pihaknya dari tim di lapangan yang menangani langsung kasus gigitan terhadap korban bernama Fery itu, bahwa gejala kliniks yang dialami korban mirip seperti gejala yang akan ditunjukkan korban gigitan anjing gila. Kata dia, masa inkubasi terjadi lebih dari 2 minggu setelah kasus gigitan terjadi. Terlebih, anjing yang diduga mengidap virus rabies itupun meninggal setelah berapa lama menggigit korban.
Dijelaskan Andi Jap pasca ditemukan kembali kasus gigitan anjing, pihaknyapun menambah stok vaksin anti rabies (VAR) sebanyak 200 dosis bagi kabupaten Kapuas Hulu.
Untuk selanjutnya VAR itu diberikan kepada para korban gigitan anjing yang diduga mengidap virus rabies. Sementara, korban meninggal Fery Diana Angkasa digigit pada 29 April lalu, sebelum akhirnya meninggal di RSUD Dr. Achmad Diponegoro.
“Kita belum bisa pastikan karena kita masih menunggu untuk kita lakukan pemeriksaan sampel otak dari anjingnya. Itukan seharusnya kita ambil kemudian kita kirim untuk memastikan. Tapi, kalau lihat dari perjalanan penyakitnya itu jarak 2 minggu dari sejak tergigit kemudian anjingnya meninggal. Kita khawatir kemungkinan besar itu rabies,”ujar Andi Jap kepada KBR di Pontianak, Selasa, 9 Juni.
Andi Jap mengatakan saat ini diketahui banyak ditemukan anjing-anjing liar dengan berbagai tingkah laku aneh berkeliaran di kabupaten Kapuas Hulu. Sehingga, disarankan untuk melakukan eliminasi atau pemusnahan.
Jika, terbukti anjing-anjing tersebut menunjukkan ciri-ciri pengidap virus rabies. Menurut Andi Jap masyarakatpun diminta untuk tetap kooperatif dalam memberikan akses bagi tim penanggulangan rabies di lapangan.
Seperti, bersedia diberi VAR bagi
mereka yang merupakan korban gigitan. Termasuk, memberikan ijin kepada tim
untuk memvaksin anjing peliharaan mereka agar terhindar dari virus anjing gila
(rabies).
Editor: Dimas Rizky