KBR, Trenggalek - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur kekurangan sekitar 500 guru Sekolah Dasar (SD) sejak tiga tahun terakhir. Kepala Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan Trenggalek, Surjono mengatakan, kekurangan guru SD tersebut menyebar di 14 kecamatan, namun yang paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan panggul dan Pule.
Menurutnya, minimnya guru SD itu merupakan dampak dari banyaknya pengajar yang pensiun, sedangkan pemerintah daerah tidak bisa menambah Pengawai Negeri SIpil (PNS) baru, karena terkendala moratorium PNS. Pihaknya memprediksi dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan jumlah guru SD yang akan pensiun akan semakin bertambah, karena rata-rata guru SD saat ini usianya lebih dari 50 tahun.
"Kekurangan guru di SD lebih dari 500 orang, terdiri dari guru kelas, guru agama dan guru olahraga, karena banyak yang sudah pensiun, pindah maupun meninggal dunia. Rata-rata guru SD di Trenggalek ini usianya di atas 50 tahun," katanya kepada KBR (21/6).
Terkait dengan kekurangan tersebut, Surjono mengaku telah mengajukan perekrutan PNS baru untuk formasi guru. Namun pihaknya belum mengetahui apakah pengajuan tersebut disetujui oleh pemerintah pusat. Selain mengajukan PNS baru, beberapa kepala sekolah nekat melakukan prekrutan guru bantu, guru non PNS tersebut digaji menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Editor: Quinawaty Pasaribu