Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan hingga hari ini (Senin, 2/6) masih belum ada pengungsi menyusul erupsi Gunung Sangeangapi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
PVMBG telah menetapkan Kawasan Rawan Bencana (KRB) III pada radius 1 km dan KRB II radius 5 km dari pusat kawah Sangeangapi. Pemukiman penduduk terdekat yaitu Kec Wera berjarak 8 km dari kawah sehingga masih aman dari dampak lontaran material/awan panas dari gunung itu.
Wilayah yang terdampak radius 8 Km di Kec. Wera terdiri dari 7 desa yaitu, Toitoi, Sangeang, Tadewa, Ranggasolo, Bala, Kalagena, dan desa Paipai dengan penduduk 7.328 Jiwa / 1.748 KK.
Sementara gempa tremor masih terus berlangsung hingga saat ini, namun intensitasnya menurun dibandingkan 2 hari sebelumnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan tidak ada pengungsian penduduk hingga saat ini. Tidak ada korban jiwa dan penduduk yang hilang akibat erupsi Sangeangapi. Adanya berita nelayan yang hilang, setelah dilakukan pengecekan ternyata berita tersebut tidak benar.
Untuk antisipasi kondisi terburuk BPBD Bima sudah menyiapkan lokasi-lokasi pengungsian dan logistik. Posko tanggap darurat telah dibangun. Aktivitas posko antara lain: persiapan 12 unit angkutan evakuasi di 6 desa; distribusi air bersih menggunakan 3 unit tanki mobile PDAM; dan menginventarisasi penduduk yang terdampak. Posko juga akan menyalurkan bantuan khususnya permakanan untuk warga di 7 desa. Masker yang sudah didistribusikan sebanyak 20.200 lembar.
Beberapa bahan makanan yang telah dikirim ke posko aju antara lain 650 dus air mineral, 1.030 dus mie instan, 2.000 lembar masker, 25 dus ikan kaleng dan sebagainya. Sebagian besar logistik tersebut sudah didistribusikan ke wilayah terdampak.
Kemarin siang hujan turun di Kota Bima sehingga cukup mengurangi debu vulkanik. Bandara di Bima sudah dibuka kembali.

