Bagikan:

Soal Pengusutan Kasus Intoleransi, Kompolnas Kritik Kapolda DIY

Kepolisian Nasional (Kompolnas) mempertanyakan kinerja Kepolisian Daerah DIY yang gagal mencegah terjadinya 25 kasus intoleransi.

NUSANTARA

Selasa, 24 Jun 2014 17:20 WIB

Soal Pengusutan Kasus Intoleransi, Kompolnas Kritik Kapolda DIY

Kasus Intoleransi, Kompolnas, Kapolda DIY

KBR, Yogyakarta – Kepolisian Nasional (Kompolnas) mempertanyakan kinerja Kepolisian Daerah DIY yang gagal mencegah terjadinya 25 kasus intoleransi.

Menurut Anggota Kompolnas, Adrianus Meliala, hingga kini  tidak ada langkah pencegahan oleh Kapolda DIY Brigjen Pol Haka Astana.

“Ini sudah 25 kasus dalam 2 tahun, publik harus tahu perkembangannya seperti apa,” ujar Adrianus Meliala pada Portalkbr.

Pencegahan tindakan yang bernuansa provokatif, kata dia, harus dilakukan untuk mencegah munculnya tindakan kekerasan atau kebencian. Pencegahan itu, kata dia, seperti mencegah khotbah, pidato, pencopotan teks dan spanduk yang bernuansa provokatif.

“Polisi punya seribu cara untuk melakukan itu, jangan bilang tidak tahu,” ujar Adrianus.

Menurutnya, aparat kepolisian DIY juga tidak sensitif kepada kepada korban. Ini ia lketahui dari beberapa korban yang ia temui. Mereka merasa ditekan oleh polisi untuk menghadirkan saksi dan menunjukkan pelaku kekerasan.

”Ya semua  juga tahu bagaimana perasaan korban, ditambah harus bisa menghadirkan saksi harus bisa menunjukkan siapa pelakunya, jangan ditekan-tekan begitu,” tutur Adrianus.

Ia mengaku tidak mengetahui alasan Kapolda DIY tidak melakukan hal itu. Menurutnya, jika kapolda tidak bisa memberikan alasan, maka Kompolnas akan memberikan usulan kepada kapolri dan presiden agar mengganti kapolda.

Sementara itu, ia juga membeberkan hasil pertemuan dengan Gubernur DIY Sri Sultan HB X.  Menurutnya Gubernur bersikap kooperatif dan mendukung langkah polisi menuntaskan kasus itu.

“Saya heran, Pak Gubernur saja yang punya daerah bilang ‘sikat’ saja tapi kok polisi seperti itu,” ungkap Adrianus.

Beberapa kasus intoleransi di DIY hingga kini belum terungkap pelakunya. Kasus-kasus itu antara lain: pembubaran paksa diskusi Irshad Manji di UGM dan LKIS, ancaman terhadap penyelenggaran peringatan Paskah lansia di GunungKidul, pembubaran dan penyerangan terhadap perkumpulan bekas anggota PKI di Godean dan penyerangan  rumah Direktur Galang Press Julius Felicianus saat diadakan doa bersama.

Editor: Anto Sidharta

Baca juga:

Yogyakarta Darurat Kekerasan Intoleransi Beragama

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending