KBR, Rembang – Hingga Selasa (17/6) sore, tiga puluhan perempuan dari desa Timbrangan dan Tegaldowo Kec. Gunem tetap bertahan di dekat jalan masuk menuju tapak pabrik semen PT Semen Indonesia Rembang, Jawa Tengah.
Mereka bahkan nekat menginap di tempat itu, sampai kapanpun. Tampak pula belasan poster bernada penolakan pabrik semen.
Joko Priyanto, seorang warga setempat, menyatakan pendemo baru akan pulang, kalau pemerintah dan investor memberikan keterbukaan atas rencana pembangunan pabrik semen. Ia beralasan lokasi penambangan bahan baku semen dekat dengan permukiman penduduk. Ia khawatir pabrik semen ini akan mengganggu masyarakat.
“ Dari kemarin belum pernah pulang. Ibu-ibu tidak akan pulang sebelum alat berat ditarik mundur dari lokasi proyek. Pemerintah dan pihak semen musti memberikan keterbukaan,” ungkap Joko.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia, Agung Wiharto menyatakan pihaknya sudah membuka forum diskusi. Tapi sering ditolak, dengan berbagai alasan. Kata Agung, pembangunan pabrik tetap jalan, karena sudah mematuhi aturan.
“ Kita akan selalu patuh terhadap aturan dan semua itu sudah kami lakukan. Nah, sekarang kalau bapak setuju dengan kami, mari kita duduk, dengan satu tujuan, bagaimana bersama-sama meningkatkan kesejahteraan masyarakat, “ cetusnya.
Kepala Satuan Intel Polres Rembang, Antonius Wiyono mengatakan demo tersebut tidak berizin. Petugas Polres Rembang akan langsung membubarkan aksi itu. Namun untuk sementara polisi memilih pendekatan persuasif.
Editor: Antonius Eko