KBR, Balikpapan - Pasar tradisional di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini sudah berubah fungsinya. Pasar tersebut tak hanya menjadi pusat perdagangan, namun juga menjadi tempat pengolahan sampah maupun limbah yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Dari sampah dan limbah di pasar tradisional tersebut kini sudah menghasilkan puluhan juta rupiah setiap bulan. Keberadaan bank sampah maupun rumah kompos juga mampu membuat pasar menjadi bersih.
Kepala Dinas Pasar Kota Balikpapan Arbaik Side mengatakan, sampah dan limbah yang dihasilkan di pasar tradisional tersebut diolah sehingga tidak lagi harus dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) namun justru memberikan nilai ekonomis.
Di Pasar Tradisional Pandasari misalnya, bank sampah mampu menghasilkan omset hingga Rp 15 juta per-bulannya. Sampah seperti botol, plastik, kertas, kardus, termasuk bulu ayam yang setiap harinya dikumpulkan kemudian dibawa ribuan nasabah yang mayoritas pedagang Pandansari ke bank sampah.
"Kita mencoba mengurangi sampah yang akan masuk ke TPA , ini akan menjadi nilai ekonomis karena disini ada bank sampah yang sistemnya memisahkan. Jadi kita memisahkan botol , kardus dan sebagainya itu dan tidak langsung dibuang ke TPA," kata Arbain Side, Selasa (3/6).
Kepala Dinas Pasar Kota Balikpapan Arbaik Side menambahkan, untuk pengolahan sampah di rumah kompos Pasar Pandansari terbilang sangat sederhana dimana sampah sisa sayur dan daging diolah menjadi pupuk.
Cara pengolahannya, sampah sayur dan daging dikumpulkan, kemudian diolah dengan mesin pencacah lalu dikeringkan selama 15 hari kemudian dikemas dalam bungkus plastik lalu dipasarkan ke masyarakat.
Editor: Luviana