Bagikan:

Kualitas SDM Penyiaran di NTT Masih Minim

Sumber daya manusia (SDM) di bidang penyiaran di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih rendah. Ini terlihat dari seragamnya program acara di berbagai radio dan televisi di provinsi itu.

NUSANTARA

Kamis, 12 Jun 2014 16:41 WIB

Author

Silver Sega

Kualitas SDM Penyiaran di NTT Masih Minim

Kualitas SDM, Penyiaran di NTT

KBR, Kupang -  Sumber daya manusia (SDM) di bidang penyiaran di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih rendah. Ini terlihat dari seragamnya program acara di berbagai radio dan televisi di provinsi itu.

Menurut Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) NTT, Monika Wutun, kondisi ini membuat pendengar dan penonton tidak memperoleh sesuatu yang baru. Kondisi ini, kata dia, yang menggerakkan KPID untuk menggelar pelatihan atau workshop untuk pekerja di lembaga penyiaran di NTT.

"Memang kami coba memberikan metode dan teknik untuk bisa membuat sumber daya manusia penyiaran itu menyadari bahwa kita itu punya potensi kalau kita mau kembangkan. Dan kita mau (mereka) mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan," kata Ketua KPID NTT Monika Wutun, di Kupang Selasa (12/6).

Monika menjelaskan, workshop ini diikuti 72 lembaga penyiaran radio dan televisi. Pelatihan ini, kata dia, adalah pelatihan kali pertama sejak lembaga KPID hadir di NTT

Sementara, Pemerintah Provinsi NTT meminta lembaga penyiaran radio dan televisi memberi porsi yang besar untuk menyiarkan program pembangunan.

Ini diminta Gubernur NTT Frans Lebu Raya saat membuka kegiatan workshop. Menurut Gubernur, NTT memiliki potensi dan sumber daya alam yang perlu diinformasikan kepada warga. 

"Konten penyiaran saya minta tetap mesti ada porsi yang cukup  untuk daerah. Saya minta supaya visi penyiaran itu memberikan tempat yang cukup bagi daerah," kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya di Kupang, Selasa (12/6).

Editor: Anto Sidharta


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending