Bagikan:

Kolam Ikan Rusak, Pria Tua Renta di Bukittinggi Ini 8 Tahun Cari Keadilan

KBR, Bukittinggi

NUSANTARA

Rabu, 25 Jun 2014 15:03 WIB

Kolam Ikan Rusak, Pria Tua Renta di Bukittinggi Ini 8 Tahun Cari Keadilan

bukittinggi, keadilan

KBR, Bukittinggi – Seorang pria tua, kecewa selama delapan tahun mendatangi kantor-kantor Pemerintahan Kota Bukittinggi. Mungkin dia sudah bolak-balik sebanyak ratusan kali. 


Dengan sepeda tuanya, warga RT 002 RW 004 Pulai Anak Aia Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS) ini menuntut keadilan. Kakek bernama Syafei Tanjung itu mengeluhkan rusaknya kolam ikan dan tanaman kebun karena air yang menggenangi akibat penutupan drainase dalam pembangunan jalan.


"Akibat genangan air tersebut, telur itik serta tanaman bawang saya, sledri, cabe dan buah naga sudah busuk semua," kata kakek 74 tahun itu cerita kepada KBR, Rabu (25/6).


Rusaknya tanaman dan telur itik tersebut dikarenakan drainase yang tertutup, menyebabkan air mengenangi areal kebun dan kandang Itik. Sehingga usaha kecil-kecilannya itu rusak. 


Sebelumnya dia beternak ikan, namun juga merugi karena ikan tersebut hilang terbawa banjir karena permasalahan yang sama.


Meski sudah ratusan kali mendatangi berbagai kantor, serta membuat berbagai surat permohonan yang telah di sarankan oleh pejabat kantor yang dikunjungi,  tidak satupun yang didapat. malahan dia di cap sebagai orang gila oleh beberapa pihak.


Mak Etek, begitu panggilan akrabnya, mengaku telah menghabiskan uang jutaan rupiah untuk mengurus permasalahan itu. Uang sebanyak itu untuk mengurus biaya surat menyurat, beli pulsa, transportasi, beli map dan yang lainnya.


Sebelumnya, Mak Etek didukung oleh dua warga lainnya, yang juga ikut menjadi korban. Namun kedua warga yang menyokongnya itu telah meninggal dunia. Praktis kini Mak Etek harus berjuang sendiri, meski istri dan keluarganya telah sempat putus asa dan melarangnya untuk memperpanjang kasus tersebut.


Mak Etek menceritakan, tahun 2006 merupakan tahun petaka bagi dirinya, karena pada tahun itu Ia kehilangan mata pencaharian, setelah kolam pemancingan yang dikelolanya mendadak banjir dan membuat ikan di dalamnya jadi hilang.


“Tuntutan saya cuma dua, minta ganti rugi, serta buka kembali drainase yang telah ditutup,”katanya.


Mak Etek mengaku akan terus menuntut ganti rugi sepanjang hayat, mengingat delapan tahun perjuangannya telah banyak menghabiskan uang dan terus meminta drainase dibuka kembali agar Ia bisa mencari nafkah tanpa dibayangi banjir.


Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending