KBR, Mataram – Letusan Gunung Sangeang Api berdampak pada operasional bandara di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Akibat letusan pada Jumat lalu (30/5), Bandara Sultan Salahuddin Bima sempat ditutup karena dipenuhi abu vulkanik gunung.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, Wedha Magma Ardhi mengatakan, kini walau bandara Bima sudah mulai dibuka hari ini, namun tidak ada maskapai yang bisa terbang di atas langit pulau Sumbawa. Sebab, abu vulkanik kini berada di ketinggian 14 ribu kaki.
Akibat masih lumpuhnya penerbangan di Bima, bantuan medis dan masker dari Kementerian Kesehatan masih tertahan di Jakarta.
“Bandara Salahudin Bima sudah dibuka, tetapi persoalannya adalah maskapai yang belum bisa mendarat di bandara Bima. Persoalannya, barusan saya sudah konfirmasi ke BMKG itu abu vulkanik masih berada di wilayah udara NTB itu ada abu vulkanik pada ketinggan 14 ribu feet (kaki, red.). Dimana 14 ribu feet itu ketinggian jelajah dari pesawat, karena itu membahayakan” kata Ardhi di Mataram, Senin (2/6).
Wedha Magma Ardhi mengatakan, keberadaan masker sangat diperlukan oleh masyarakat Bima yang terdampak abu vulkanik. Namun stok masker yang dimiliki oleh BPBD dan pihak-pihak terkait sudah habis.
Editor: Anto Sidharta
Bandara Belum Berfungsi, Bantuan Medis Terhambat
Letusan Gunung Sangeang Api berdampak pada operasional bandara di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Akibat letusan pada Jumat lalu (30/5), Bandara Sultan Salahuddin Bima sempat ditutup karena dipenuhi abu vulkanik gunung.

NUSANTARA
Senin, 02 Jun 2014 11:51 WIB

Bandara Sultan Salahuddin, Gunung Sangeang Api
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai