Bagikan:

Warga Kota Kupang Takut Melayat ODHA Meninggal

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nusa Tenggara Timur mengakui sosialisasi HIV/AIDS masih lemah. Ini merujuk pada kasus warga Kota Kupang yang masih takut melayat atau berkunjung ke rumah duka salah satu warga yang meninggal karena virus tersebut.

NUSANTARA

Senin, 24 Jun 2013 08:41 WIB

Author

Silver Sega

Warga Kota Kupang Takut Melayat ODHA Meninggal

odha, kupang, nusa tenggara timur, aids

KBR68H, Kupang - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nusa Tenggara Timur mengakui sosialisasi HIV/AIDS masih lemah. Ini merujuk pada kasus warga Kota Kupang yang masih takut melayat atau berkunjung ke rumah duka salah satu warga yang meninggal karena virus tersebut.

Juru Bicara KPA NTT, Gusti Brewon mengatakan, pihaknya dan KPA Kabupaten/kota bakal lebih gencar mensosialisasikan HIV/AIDS kepada warga.

"Kami himbaukan masyarakat tidak perlu takut, karena orang yang sudah meninggal tidak menularkan HIV. Dan kalaupun orang hidup penularan HIV itu sangat terbatas. Jabat tangan, nyamuk, udara inikan tidak menularkan HIV. Masyarakat mungkin karena mendapat informasi yang keliru, jadi mereka takut berlebihan. HIV tidak menular melalui relasi sosial, sehingga masyarakat tidak perlu takut jadi biasa saja. Apalagi kalau sudah meninggal tidak bisa lagi menularkan HIV,” tegas Gusti.

Juru Bicara Komisi Penanggulangan Aids KPA NTT, Gusti Brewon menambahkan, sosialisasi HIV/AIDS akan difokuskan pada warga tingkat desa dan kelurahan.

Sebelumnya, salah satu warga kota Kupang meninggal karena terinveksi HIV/AIDS. Warga di sekitar rumah duka takut melayat atau datang ke rumah duka, karena khawatir tertular. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi NTT sampai Maret 2013 tercatat ada 2.351 kasus HIV/AIDS. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa kasus HIV/AIDS sudah menyebar di 21 Kabupaten Kota di NTT.

Editor: Antonius Eko 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending