Bagikan:

Warga di Sekitar Waduk Jatigede Menolak Direlokasi

KBR68H, Jakarta - Warga sekitar lokasi pembangunan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang Jawa Barat mengancam akan tetap bertahan di lokasi waduk.

NUSANTARA

Rabu, 05 Jun 2013 12:06 WIB

Author

Agus Luqman

Warga di Sekitar Waduk Jatigede Menolak Direlokasi

waduk jatigede, relokasi, warga menolak

KBR68H, Jakarta - Warga sekitar lokasi pembangunan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang Jawa Barat mengancam akan tetap bertahan di lokasi waduk. Mereka menolak direlokasi jika tuntutan mereka tentang kisruh ganti rugi tidak kunjung dituntaskan pemerintah. Warga juga mengancam akan menghalang-halangi upaya pemerintah untuk menggenangi waduk itu pada Oktober mendatang. Perwakilan warga, Kusnadi mengatakan pemerintah harus menuntaskan proses pembebasan tanah pada masa pemerintahan Orde Baru yang bermasalah.

"Yang kedua, karena di Permendagri ada jaminan bahwa pemindahan penduduk difasilitasi oleh negara, maka pemindahan penduduk harus difasilitasi pemerintah. Ketiga, menyediakan jaminan kehidupan ekonomi kepada masyarakat di tempat yang baru. Konsepnya memindahkan penduduk harus kehidupannya jauh lebih baik dari tempat semula," kata Kusnadi, dalam program Sarapan Pagi KBR68H, Rabu (5/6)

Proyek pembangunan waduk Jatigede di Sumedang merupakan proyek warisan Presiden Soekarno. Waduk ini merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur. Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono berencana mengoperasikan waduk itu dengan cara menggenangi air pada Oktober mendatang.

Namun hingga kini proyek itu masih terkendala pembebasan lahan. Dari sekitar 4,500 keluarga yang harus dipindahkan, masih ada 2,700-an keluarga belum mendapat ganti rugi. Pemerintah daerah Jawa Barat mengklaim 2,000-an keluarga itu tidak berhak mendapat ganti rugi karena menempati lahan negara yang sudah dibebaskan.

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending