Bagikan:

Walhi Tuntut Polisi Penembak Pendemo di Cianjur

KBR68H, Jakarta - Kepolisian Cianjur, Jawa Barat membantah terjadi penembakan terhadap dua pengunjukrasa.

NUSANTARA

Selasa, 25 Jun 2013 22:18 WIB

Walhi Tuntut Polisi Penembak Pendemo di Cianjur

pasir besi, polisi, tidak ada warga tertembak

KBR68H, Jakarta - LSM Lingkungan WALHI Jawa Barat bersama LBH setempat akan menggugat polisi penembak warga yang berunjuk rasa penolakan penambangan pasir besi di Cianjur Selatan.

Direktrur Eksekutif Walhi Jawa Barat Dadan Ramdan mengatakan, Walhi mengutuk keraslangkah kepolisian yang justru terkesan lebih melindungi perusahaan dibanding masyarakat.

"Kita sangat menuntut tindakan itu, karena pihak kepolisian tidak lagi memihak pada tingkat kepentingan warga. Tapi sudah menjadi bagian dari perusahaan itu sendiri. Bukan melindungi, atau mengamankan, malah menembaki warga. Ini sudah melanggar Hak Asasi Manusia," tegas Dadan Ramdan saat dihubungi KBR68H.

Sebelumnya warga Cidaun dan Sindangbarang, Cianjur berunjuk rasa atas keberadaan perusahaan tambang PT Megatop. Namun perundingan yang dilakukan warga dengan pihak perusahaan tambang pasir itu tak menemui titik temu dan berakhir ricuh. Polisi bahkan menembaki pengunjukrasa dengan peluru karet sehingga dua orang tertembak di bagian dada dan paha. Keduanya dilarikan ke Puskesmas setempat karena kritis.

Semenatara itu Kepolisian Cianjur, Jawa Barat membantah terjadi penembakan terhadap dua pengunjukrasa. Ini menyusul bentrok antar polisi dan pengunjukrasa yang menolak keberadaan perusahaan pasir besi PT.Megatop siang tadi. Kepala Kepolisian Resor Cianjur Dedy Kusuma Bakti mengatakan, pengunjukrasa hanya mengalami luka ringan. (Baca: Demo Pasir Besi, 2 Warga Cianjur Ditembak Polisi )

"Ada isu ada penembakan warga masyarakat, tadi saya sudah periksa ke puskesmas Sindang Barang. Ternyata tidak ada masyarakat yang luka tembak. Tapi, ternyata memang ada tiga masyarakat yang terluka dan mendapat perawatan. Tapi, tidak parah lukanya. Mereka bisa diajak ngobrol dan duduk biasa. Setelah diperiksa dokter di sana, istilah medisnya luka parut, bukan luka tembak" ungkap Kepala Kepolisian Resor Cianjur Dedy Kusuma Bakti ketika dihubungi KBR68H.

Kepala Kepolisian Resor Cianjur Dedy Kusuma Bakti menambahkan, bentrokan justru melukai 15 polisi. Mereka terluka akibat lemparan batu warga. Siang tadi, sekira 500 warga berunjuk rasa menolak perusahaan pasir besi PT. Megatop. Perusahaan itu diminta menghentikan penambangan karena merusak bibir pantai dan jalan sepanjang 70 km. Hingga kini, sebanyak 600an pasukan gabungan polisi dan tentara masih berjaga di lokasi bentrok.

Editor: Nanda Hidayat

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending