Bagikan:

Tata Kelola Hutan di Indonesia Masih Buruk

Tata kelola kehutanan di Indonesia dinilai masih rendah atau kurang baik dengan score rata-rata 2,33 dari skala 1 sampai 5.

NUSANTARA

Kamis, 27 Jun 2013 16:06 WIB

Tata Kelola Hutan di Indonesia Masih Buruk

tata kelola hutan, indonesia, UN REDD

KBR68H, Mataram- Tata kelola kehutanan di Indonesia dinilai masih rendah atau kurang baik dengan score rata-rata 2,33 dari skala 1 sampai 5. Hal itu berdasar penilian dari berbagai pihak pada program United Nations Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation Plus (UN-REDD+). Penilian dilakukan masyarakat dunia dari 37 negara yang ditungkan dalam sebuah buku penilian. Penyerahan buku dilakukan saat acara UN-REDD+ Policy Board Meeting ke-10 dan Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) Participants Committee Meeting ke-15.

“Dalam penilian tata kelola yang ada di Indonesia, tata kelola untuk mengelola hal hutan, kita memang secara rata-rata itu sekitar 2,33 dari skala 1 sampai 5. Ini memang belum bagus, tetapi dengan mengetahui itu kita tahu kelemahan kita. Ini benar-benar ini seperti check up gitu ya dan suatu upaya yang menurut saya sangat positif,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan Indonesia, Iwan Santoso, kepada wartawan di Hotel Santosa, Senggigi Lombok Barat (Lobar).

Iwan menambahkan proses penilaian dilakukan sejak tahun 2011 lalu pada 10 provinsi dan 20 kabupaten se-Indonesia. Beberapa item yang dinilai, seperti perencanaan, pengaturan hak-hak sumber daya hutan, pelaksanaan REDD+, penegakan hukum  dan lainnya. Sementara kriteria penilaian, yakni apakan pengelolaan hutan dilakukan secara transparan dan pengelolanya memiliki kompetensi serta apakah hukum hutannya memadai.

Jika NTB lanjut Iwan, dapat melakukan penilaian kondisi hutannya sendiri, maka dapat mengambil cara dan metode yang telah dihasilkan REDD Indonesia. Pun, pendanaan dapat diajukan ke 3 lembaga dunia, seperti United Nations Development Programme (UNDP), Food and Agriculture Organization (FAO) dan United Nations Environment Programme (UNEP). “ Kami sudah memiliki cara dan metode yang bisa dicontoh semua orang, baik daerah maupun sebuah Negara,” terangnya.

Sumber: Radio Global FM Lombok


Editor: Suryawijayanti

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending