Bagikan:

Sekelumit Potret Anak Jalanan di Padang

Pernahkah Anda saat berkeliling di kota Padang, Sumatera Barat, melihat anak belasan tahun, duduk di tengah jalan, berbadan sehat, namun kakinya seperti cacat, dan menengadah meminta uang di jalan?

NUSANTARA

Kamis, 06 Jun 2013 18:13 WIB

Author

Zulia Yandani

Sekelumit Potret Anak Jalanan di Padang

Potret Anak Jalanan, Padang

KBR68H, Padang - Pernahkah Anda saat berkeliling di kota Padang, Sumatera Barat, melihat anak belasan tahun, duduk di tengah jalan, berbadan sehat, namun kakinya seperti cacat, dan menengadah meminta uang di jalan?

Atau, Anda pernah melihat seorang anak perempuan berwajah memelas seperti orang kesakitan sambil memegang perut di sebuah pasar di kota Padang? Atau ada yang terlihat bagian tubuhnya luka koreng, hingga berwarna merah bercampur hitam dan berbau amis, meminta belas kasihan yang lewat?

Itu sebagian trik yang dilakukan anak jalanan yang beroperasi di ruas ruas jalan kota Padang dan tempat tempat keramaian. Sebab, hal itu bukan rahasia lagi bagi sebagian warga di kota Padang.

Anda yang belum tahu, beginilah cara mereka mendandani bagian tubuh mereka sehingga terlihat cacat dan luka yang memprihatinkan:

Sebelum beroperasi, mereka menggunakan lem untuk membuat bagian tubuhnya seolah-olah luka, kemudian bagian itu dioleskan obat luka seperti betadine. Lalu, kertas dibakar dan di tempelkan ke daerah yang seolah-olah  luka. Lantas, di atasnya dibubuhi dengan ikan asin agar mengeluarkan aroma amis.

Mami Si Ketua Geng

Salah seorang saksi, yang tak bisa disebutkan namanya mengatakan, kawanan anak jalanan di kota Padang ini, penghasilannya bisa mencapai ratusan ribu rupiah perhari. Ada seorang ibu, umurnya sekitar 30 tahunan, di panggil sebagai Mami atau ketua geng. Mami setidaknya punya 15 orang anak buah; 7 orang diantaranya laki laki, selebihnya perempuan dan anak anak kecil.

Jangan dikira mereka miskin, mereka bahkan memiliki tiga sepeda motor untuk mendukung operasi mereka. Satu diantaranya becak. Motor-motor tersebut digunakan untuk mengantar kawanan mereka ke lokasi operasi. Sebuah becak dipakai untuk mengantar pengemis yang sudah didandani seolah mengalami luka atau cacat. Mereka biasanya beroperasi berpindah pindah, dan tidur di emperan toko.

Untuk mandi, biasanya mereka mengunjugi mesjid mesjid. Bahkan ada beberapa anak perempuan yang sudah beranjak dewasa, beroperasi dengan memelas pura pura sakit di tempat keramaian, atau mereka menjajakan seks.

Jajakan Seks

Mereka bisa beroperasi di emperan toko yang gelap, di bawah lapak-lapak yang telah tutup, bahkan hingga melakukan hubungan seks di kuburan. Sekali melayani laki laki, gadis belia ini memasang tarif berkisar Rp 50 ribu sekali main. Biasanya usai berkeliaran menjajakan diri atau meminta belas kasihan orang, mereka berkumpul menghitung uang yang berhasil mereka dapat.

Bahkan, tak segan mereka berteriak-teriak di tengah malam buta, membicarakan jumlah uang yang berhasil mereka peroleh. Uang yang mereka dapat bahkan bisa mencapai Rp.300 ribu/malam. Mereka bahkan tak jarang  makan  nasi bungkus dari restoran terkenal, hingga membeli makanan siap saji.

Mami yang menjadi ketua geng dari sekitar 15 anak jalanan ini tak segan-segan memukul anak anaknya dengan ikat pingang jika uang setoran anak tersebut tak mencapai yang ia targetkan. Anak anak kecil ditargetkan menyetor uang Rp 60 ribu perhari. Jika tidak, cambukan ikat pinggang siap melayang ke badan kecilnya.

Si Mami, ketua geng ini, memiliki gaya hidup “wah”. Ia memiliki handphone mahal jenis Blackberry. Dengan uang setoran dari anak buahnya, ia bisa membayar kredit 3 motor untuk operasional. Kadang, ia juga membeli beragam makanan mahal dan berjam jam “main” internet di warnet. Warnet bisa menjadi tempat mereka berlindung jika sewaktu waktu ada razia Satpol PP.

Fakta ini mengejutkan, namun mereka sudah beroperasi cukup lama. Setidaknya di salah satu daerah di kota Padang, kawanan ini sudah sekitar 6 bulan singgah di daerah ini. Warga bahkan mulai resah dengan keberadaan anak jalanan belasan tahun ini. Mereka merasa aman karena mereka memiliki preman yang menjaga mereka. Jika mereka di ganggu, ketua preman ini datang melindungi Mami dan belasan anak anak ini.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending