KBR68H, Jakarta - Dewan Transportasi Kota Jakarta menilai DPRD sangat lamban menetapkan besaran tarif angkutan pasca penaikkan harga BBM bersubsidi.
Ketua Dewan Transportasi Jakarta Azas Tigor Nainggolan mengatakan penundaan penaikan tarif angkutan bisa memunculkan konflik antara supir angkutan dan penumpang.
Tigor mengatakan, tarif angkutan yang lama tidak dapat menutupi biaya operasional. Hal itu menyebabkan pengelola angkutan umum terpaksa menaikkan tarif secara sepihak, sebelum ada ketetapan resmi dari pemerintah.
"Supir ini kan beli solarnya harga baru, solar kan harganya sekarang Rp 5.500 per liter. Sementara tidak mungkin dia menerima bayaran pengguna angkutan umum dengan tarif lama yang Rp 2000, pasti dia meminta menyesesuaikan, karena dia beli solarnya dengan harga baru. Penumpang merasa belum ada ketentuan, jadi kalau kelamaaan gini kan jadi ramai," kata Azaz saat dihubungi KBR68H
Kemarin DPRD DKI Jakarta menunda kenaikan tarif angkutan. DPRD meminta kepada Pemerintah DKI Jakarta agar sebelum menaikkan tarif, pengelola angkutan harus meningkatkan pelayanan terhadap penumpang.
Sebelumnya Pemerintah DKI Jakarta telah merumuskan kenaikan tarif angkutan sekitar 50 persen, atau dalam kisaran Rp 500- Rp 1000 dari tarif semula.
Editor: Agus Luqman
Penundaan Tarif Baru Angkutan Jakarta Bisa Memicu Konflik
KBR68H, Jakarta - Dewan Transportasi Kota Jakarta menilai DPRD sangat lamban menetapkan besaran tarif angkutan pasca penaikkan harga BBM bersubsidi. Ketua Dewan Transportasi Jakarta Azas Tigor Nainggolan mengatakan penundaan penaikan tarif angkutan bisa

NUSANTARA
Sabtu, 29 Jun 2013 14:46 WIB


Jakarta, tarif angkutan, BBM, transportasi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai