KBR68H, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) diminta menyelidiki pihak lain yang terlibat dalam pembunuhan tahanan di Penjara Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Pengamat militer, Anak Agung Banyu Perwita menilai masih ada instansi lain yang terlibat dalam pembunuhan berencana tersebut. Dia menduga, 12 tersangka anggota Kopassus hanya dijadikan kambing hitam dalam kasus ini.
"Buat saya yang jauh lebih penting adalah kasus ini betul-betul dibuka karena kan masih banyak faktor-faktor yang lain karena masih ada diduga aktor-aktor yang lain yang juga terlibat gitu loh. Karena sebetulnya yang harus dibongkar adalah keterlibatan institusi Kepolisian juga karena ini kan terlibat juga dalam peredaran pergerakan narkoba, aksi premanisme dan sebagainya. Sebetulnya kasus ini harus betul-betul dibuka secara lebih fair kepada masyarakat gitu loh. Karena mungkin masyarakat merasa kasus ini tidak dibuka secara terang-terangan gitu loh," kata Banyu kepada KBR68H ketika dihubungi.
Sebelumnya para terdakwa penembak 4 tahanan di Lapas Cebongan dikenai dakwaan pembunuhan berencana, penganiayaan, dan indisipliner. Jaksa Penuntut Umum (Oditur) Pengadilan Militer II – 11 Yogyakarta menjerat terdakwa dengan pasal berlapis dengan ancaman hukuman mati, seumur hidup atau paling lama 20 tahun penjara.
Dalam dakwaannya, tiga terdakwa Ucok Tigor Simbolon, Sugeng Sumaryanto, dan Kodik terbukti membunuh dan menganiaya 4 tahanan di Penjara Cebongan 23 Maret lalu.
Editor: Doddy Rosadi
Pengamat: 12 Anggota Kopassus Hanya Dijadikan Kambing Hitam
KBR68H, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) diminta menyelidiki pihak lain yang terlibat dalam pembunuhan tahanan di Penjara Cebongan, Sleman, Yogyakarta.

NUSANTARA
Jumat, 21 Jun 2013 08:23 WIB


kopassus, sidang cebongan, jadi kambing hitam, yogyakarta
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai