KBR68H, Banyuwangi- Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Banyuwangi Jawa Timur, menilai penanganan pencemaran di pantai Muncar, laut selat Bali tidak serius. Menurut Ketua HNSI Banyuwangi Hasan Basri, tercemarnya laut Muncar sudah lama terjadi. Pemerintah Pusat, Provinsi, maupun Pemerintah Banyuwangi sering berkunjung ke Muncar, namun tidak ada langkah pasti untuk menangani persoalan ini.
“Hampir 75 persen itu turunnya pertanya pertahunnya. Sebabnya satu sumber daya ikan potensi ikan di Selat Bali menurun karena overfising, ada pemakaian alat – lat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Contoh memakai potasiun, bom. Yang ketiga indikasinya semacam itu ada. Masi menurun juga itu sudah tiap tahun itu ini bahkan sekarang ini banyak yang tidak kerja ini,” kata Hasan Basri.
Ketua HNSI Banyuwangi Hasan Basri menambahkan, akibat pencemaran itu, tangkapan ikan nelayan selama kurun tiga tahun terakhir, merosot.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pada tahun 2012 lalu pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 9,5 miliar untuk membuat IPAL terpadu. Tujuannya untuk mengolah limbah perusahaan. Namun pembangunan IPAL tersebut belum selesai karena warga setempat menolaknya. Akibatnya proyek pembangunan IPAL itu ditarik oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI. Sehingga berimbas kepada tersendatnya penanganan pencemaran limbah di Muncar.
Editor: Doddy Rosadi
Pemerintah Abai terhadap Pencemaran di Pantai Muncar
KBR68H, Banyuwangi- Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Banyuwangi Jawa Timur, menilai penanganan pencemaran di pantai Muncar, laut selat Bali tidak serius.

NUSANTARA
Jumat, 14 Jun 2013 14:42 WIB


pencemaran, pantai muncar, banyuwangi, pemerintah abai
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai