Bagikan:

Pekerja Tambang di Timor Tengah Utara Gelar Aksi Mogok

Puluhan pekerja tambang PT Timor Marmer Indah di Desa Teba Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT mogok kerja. Koordinator aksi Vinsen Yos Abatan mengatakan para pekerja menuntut PHK massal dan mendapat pesangon ketimbangkan dirumahkan sementara, pasca perusah

NUSANTARA

Kamis, 20 Jun 2013 13:47 WIB

Author

oscar praso

Pekerja Tambang di Timor Tengah Utara Gelar Aksi Mogok

pertambangan, timor tengah utara, NTT, mogok

KBR68H, Kefamenanu - Puluhan pekerja tambang PT Timor Marmer Indah di Desa Teba Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT mogok kerja. Koordinator aksi Vinsen Yos Abatan mengatakan para pekerja menuntut PHK massal dan mendapat pesangon ketimbangkan dirumahkan sementara, pasca perusahaan menyatakan merugi. Pilihan ini karena para pekerja tidak ingin tertipu, serta mengantisipasi pihak perusahan kabur diam-diam.

“Dari pada dirumahkan, gaji sudah tidak pas. Kan kami hitung kalau hanya dibayar 50 persen berarti gaji kami dipotong lagi 360 ribu lebih, berarti gaji sisa seratus sekian. Jadi tidak bisa jamin isteri anak. Sehingga kami sepakat tidak boleh karena perusahan sudah bilang gunung tidak layak mau PHK, harus PHK semua,” kata Vinsen.

Sementara itu Manajer PT Timor Marmer Indah, Iki Pryambodo mengaku kesulitan membayar pesangon bila dilakukan PHK secara massal, karena keuangan perusahan sedang goncang. Namun dia berjanji akan melunasi kewajibannya.

Aksi mogok para pekerja tambang PT Timor Marmer Indah di Desa Tebe Kabupaten Timor Tengah Utara, sudah berlangsung lebih dari sepekan ini. Aksi dipicu rencana perusahaan merumahkan sementara sekitar 70-an pekerja lokal asal desa setempat, dengan alasan merugi. Aktivitas penambangan marmer oleh perusahaan asal Surabaya ini di lokasi tersebut, sudah berlangsung lebih dari 10 tahun.

Editor: Antonius Eko


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending