Bagikan:

Pasca Hilangnya Ratusan Dinamit, Bogor Masih Dijaga Ketat

Penjagaan keamanan di sekitar Istana Bogor, Jawa Barat ditingkatkan menyusul hilangnya 250 batang dinamit, kemarin. Kepala Kepolisian Bogor, Bahtiar Ujang Purnama mengatakan, selain mengerahkan personilnya untuk berjaga, polisi juga merazia aktivitas kel

NUSANTARA

Jumat, 28 Jun 2013 12:11 WIB

Author

Rafik Meilana

Pasca Hilangnya Ratusan Dinamit, Bogor Masih Dijaga Ketat

bogor, dinamit, istana presiden

KBR68H, Bogor – Penjagaan keamanan di sekitar Istana Bogor, Jawa Barat ditingkatkan menyusul hilangnya  250 batang dinamit, kemarin. Kepala Kepolisian Bogor, Bahtiar Ujang Purnama mengatakan, selain mengerahkan personilnya untuk berjaga, polisi juga merazia aktivitas keluar masuk kendaraan ke kota hujan tersebut.

“Mengecek bawaan masing-masing orang yang dicurigai. Seperti mobil box dan lainnya.  Jika kita temukan, kita akan lakukan penindakan. Ada beberapa objek di Kota Bogor diantaranya Istana Bogor. Kita juga berupaya juga di sana untuk melakukan pengamanan. Bersama dengan pengamanan dalam yang diemban oleh denpom kita melakukan pengecekan barang-barang dan identitas yang dibawa setiap orang yang ingin masuk ke wilayah istana,” kata Bahtiar.

Selain mengamankan Istana Bogor, kepolisian setempat bersama TNI juga berjaga-jaga di enam titik untuk memeriksa setiap kendaraan yang lewat. Sejauh ini, polisi belum menemukan pelaku yang diduga mencuri 250 dinamit tersebut.

Kemarin pagi, sebanyak 250 buah dinamit milik perusahan komersil PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) dilaporkan hilang. Peledak seberat 50 kilogram itu diduga dirampok oleh sekelompok orang. Bahan peledak tersebut rencananya akan dikirimkan ke Bogor. Namun, truk ini sempat mampir di Marunda, Jakarta Utara. Setelah dicek dua kotak berisi bahan peledak hilang di daerah Cigudeg, Bogor.

Editor: Antonius Eko

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending