Bagikan:

Mahasiswa NTB Turun ke Jalan Tolak Kenaikan BBM

Puluhan mahasiswa dari Sarikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Selasa (11/06) pagi berunjuk rasa di simpang empat BI Mataram menolak rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 17 Juni nanti.

NUSANTARA

Selasa, 11 Jun 2013 16:04 WIB

Author

radio Global

Mahasiswa NTB Turun ke Jalan Tolak Kenaikan BBM

mahasiswa, NTB, tolak bbm

KBR68H, Mataram - Puluhan mahasiswa dari Sarikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Selasa (11/06) pagi berunjuk rasa di simpang empat BI Mataram menolak rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 17 Juni nanti.

Kenaikan harga BBM dipandang sebagai keputusan yang tidak tepat mengingat ekonomi nasional akan ikut terpuruk. Hermansyah, salah seorang korlap aksi, mengatakan secara nasional mahasiswa SMI melakukan perlawanan terhadap rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM tersebut.

Saat harga BBM masih dalam rencana, justru harga sembako dan barang-barang kebutuhan masyarakat lainnya sudah lebih dahulu melonjak. Salah satu dampak dari kenaikan harga BBM adalah semakin mahalnya biaya hidup yang dikeluarkan oleh petani dan nelayan.”Hari ini, SMI secara nasional menolak kenaikan BBM kawan-kawan. Kami juga menyerukan kepada semua gerakan rakyat, semua elemen gerakan mahasiswa untuk merapatkan barisan dalam satu gerakan perlawanan menolak harga kenaikan BBM,” teriak Herman.

Hermansyah mengatakan, sejumlah partai politik yang mendukung kenaikan harga BBM di DPR RI sebaiknya ditinggalkan karena tidak sensitif terhadap kehendak rakyat.

Massa SMI berunjuk rasa di simpang empat BI Mataram dengan membawa poster-poster yang berisi penolakan terhadap kenaikan harga BBM. Mereka juga membagi-bagikan selebaran kepada pengguna jalan raya agar masyarakat juga turut menolak rencana tersebut.

Sumber: radio Global GM Lombok 

Editor: Antonius Eko

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending