Bagikan:

KPA Papua: Khitan Masih Jadi Pro-Kontra

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Daerah Papua mengklaim pemahaman warga Papua soal manfaat sirkumsisi atau khitan/sunat untuk pencegahan HIV/AIDS masih rendah. Padahal menurut penelitian di seluruh dunia, sunat dapat mencegah HIV/AIDS hingga 76 persen.

NUSANTARA

Selasa, 18 Jun 2013 15:34 WIB

KPA Papua: Khitan Masih Jadi Pro-Kontra

KPA Papua, Khitan, Pro-Kontra

KBR68H, Jayapura- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Daerah Papua mengklaim pemahaman warga Papua soal manfaat sirkumsisi atau khitan/sunat untuk pencegahan HIV/AIDS masih rendah. Padahal menurut penelitian di seluruh dunia, sunat dapat mencegah HIV/AIDS hingga 76 persen.

Ketua KPA Papua setempat, Constant Karma mengatakan, pencanangan sirkumsisi bagi warga setempat baru dilakukan tiga tahun lalu. Kebanyakan warga masih beranggapan bahwa sunat bertentangan dengan agama. Untuk meningkatkan pemahaman tentang sunat, KPA Papua terus melakukan kerjasama dengan gereja-gereja di tanah Papua.

“Kendala terbesarnya adalah sirkumsisi belum mempunyai posisi yang kuat. Kita berjuang supaya sirkumsisi menjadi bagian dari kehidupan kita, artinya ya biasalah. Sekali lagi saya tekankan bahwa sirkumsisi itu bukan soal agama, sirkumsisi atau sunat itu bukan soal keselamatan di surga, itu yang penting sekali dipahami sekarang. Ini soal kesehatan reproduksi, generasi Papua ke depan, harus sirkumsisi supaya ada kesehatan reproduksi yang kualitasnya baik. Yang penting sekali kan dengan lembaga-lembaga gereja ya, bahwa sirkumsisi atau sunat itu tidak bertentangan dengan Alkitab, itu yang kita tanamkan dan ini bukan soal agama,” jelasnya.     

Ketua KPAD Papua, Constant Karma menambahkan selain sirkumsisi, pemahaman warga setempat tentang seks beresiko yang bergantian pasangan juga masih rendah. KPA setempat mengklaim penyebab meningkatnya HIV/AIDS di tanah Papua paling tinggi disebabkan akibat seks bebas dan berganti pasangan. Salah satu pemicu adanya seks bebas juga karena minuman keras yang peredarannya tinggi di Bumi Cenderawasih. (Katharina Lita)

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending