KBR68H, Jakarta - Proyek pembangunan PLTU Batang, Jawa Tengah yang tetap berjalan bukan hanya persoalan polusi, tetapi terganggunya kehidupan sosial dan ekonomi di perairan wilayah itu.
“Masyarakat di enam desa di kawasan Batang, Jawa Tengah sebenarnya tidak menolak proyek itu tapI mereka tidak dilibatkan padahal bukan hanya persoalan polusi tetapi persoalan sosial budaya dan ekonomi di kawasan itu,” kata Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Abdul Halim.
PLTU yang akan dibangun pada lahan seluas 700 hektar dengan kapasitas 2.000 mega watt (MW) oleh PT Bimasena Power Indonesia akan mengubah lahan pertanian produktif dan kawasan konservasi perairan laut daerah (KKLD) yang menjadi sumber pangan perikanan masyarakat Batang dan Jawa Tengah.
Nelayan-nelayan terdampak PLTU tersebar di enam desa, yaitu Ponowareng, Karanggeneng, Wonokerso, Ujungnegoro, Sengon (Roban Timur) dan Kedung Segog (Roban Barat). Tak hanya menggusur enam desa, rencana PLTU Batang ini berpotensi mengganggu perekonomian serta keberlanjutan lingkungan hidup di 12 desa sekitar lokasi proyek.
Sumber: Green Radio
Editor: Anto Sidharta
Kiara: Pembangunan PLTU Batang Bukan Sekadar Soal Polusi
Proyek pembangunan PLTU Batang, Jawa Tengah yang tetap berjalan bukan hanya persoalan polusi, tetapi terganggunya kehidupan sosial dan ekonomi di perairan wilayah itu.

NUSANTARA
Selasa, 11 Jun 2013 14:28 WIB


Kiara, PLTU Batang, Polusi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai