Bagikan:

Demo Bupati, Mahasiswa di Rembang Sweeping Mobil Plat Merah

Lantaran merasa telah dilecehkan atas pernyataan Bupati Rembang, Moch. Salim, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi demo di depan kantor bupati Rembang, hari Senin (03 Juni 2013).

NUSANTARA

Senin, 03 Jun 2013 17:51 WIB

Demo Bupati, Mahasiswa di Rembang Sweeping Mobil Plat Merah

demonstrasi, bupati, rembang, PMII

KBR68H, Rembang- Lantaran merasa telah dilecehkan atas pernyataan Bupati Rembang, Moch. Salim, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi demo di depan kantor bupati Rembang, hari Senin (03 Juni 2013). Suasana sempat tegang, karena mahasiswa memblokir jalur Pantura dan menghadang mobil plat merah.

Sekitar 60-an mahasiswa ini berasal dari kabupaten Rembang, Pati, Blora, Kudus, Jepara, Demak dan Tuban Jawa Timur. Mereka langsung berusaha masuk ke dalam kantor Bupati Rembang, tetapi gagal, karena dihalau petugas Satpol PP dan aparat kepolisian.

Saat berorasi, Muhammad Widad, Ketua PMII Rembang menuntut agar Bupati Rembang, Moch. Salim meminta maaf. Menurutnya dalam sebuah acara di gedung Balai Kartini, bupati pernah melontarkan pernyataan bahwa mahasiswa yang berdemo terkait kasus dugaan korupsi PT RBSJ dan protes rencana pendirian pabrik semen, adalah pengangguran intelektual.

Widad menilai ucapan tersebut tidak pantas, sehingga wajar jika menyulut kemarahan anggota PMII sejumlah daerah, sebagai bentuk rasa solidaritas. Sementara Sutrisno, dari PMII Blora berpendapat pernyataan Bupati menunjukkan tidak punya “unggah ungguh”, layaknya seorang kepala daerah.

Lantaran tidak bisa masuk ke kantor Bupati, mahasiswa memilih menutup jalur Pantura dan membakar ban bekas. Sejumlah poster terpampang, bertuliskan PMII bukan pengangguran intelektual, Salim Out dan Salim Mulutmu Adalah Harimaumu. Meski arus lalu lintas sempat tersendat, namun kendaraan masih bisa melintas di kedua sisi pinggir jalan. Tak hanya itu saja, aksi juga berlanjut dengan mensweeping setiap mobil plat merah milik Pemkab Rembang yang melintas.

Salah satunya mobil yang ditumpangi Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT), Sri Sugiyarti. Begitu  mobil digedor gedor mahasiswa, Sri terpaksa turun. Pejabat tersebut berujar singkat, akan menghadiri rapat di gedung DPRD. Tapi peristiwa itu tak berlangsung lama, polisi bertindak tegas, menghalau para mahasiswa, sehingga kendaraan tidak sampai disandera.

Satu jam lebih, massa sempat bertahan di pintu gerbang kantor Sekretariat Daerah Rembang. Tidak satupun pejabat pemerintah yang menemui para pendemo. Sementara Bupati Rembang, Moch. Salim tidak berada di kantor. Kabarnya berada di Gunem, menutup kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).

Berdasarkan siaran pers Humas Setda Rembang, tidak ada niat maupun ucapan Bupati yang bermaksud melecehkan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Juru Bicara Pemda Rembang, Johan Nurwicaksono menegaskan Bupati sangat mendukung peran pemuda dan mahasiswa. Terbukti program pembangunan di kabupaten Rembang, selalu melibatkan kalangan pemuda. Johan mencontohkan salah satunya program Youth Economic Empowerment (YEE) yang baru saja dilaunching bersama Plan Indonesia.

Sumber: Radio R2B Rembang 


Editor: Suryawijayanti 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending