Anomali atau perubahan cuaca cukup ekstrem belakangan ini, memusingkan para pemilik dan buruh garap tambak.Menurut perkiraan mereka, bulan Mei biasanya sudah mulai memproduksi garam. Tetapi sampai pertengahan Juni, justru curah hujan masih cukup tinggi.
Akibatnya, sekitar dua ribuan hektar tambak yang tersebar di Kecamatan Kaliori, Rembang dan Lasem belum tergarap.
Rukhani, seorang petani garam warga dusun Dresen desa Purworejo Kec. Kaliori mengatakan cuaca sekarang sulit diprediksi. Kalau petambak nekat memproduksi garam, akan terancam mengalami gagal panen. Kondisi ini menyebabkan ribuan buruh garap menganggur.
Sementara itu Slamet, pedagang garam warga desa Tambakagung Kec. Kaliori mengatakan harga garam terus meroket di pasaran, karena jumlah stok menipis.
Beberapa waktu lalu, harga berkisar Rp 270 per kilo gram, tetapi hari Jumat (14/6) sudah naik menjadi antara Rp 450 – Rp 550 per kilogram, tergantung kualitasnya.
Sumber: radio R2B Rembang
Editor: Antonius Eko